Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Komunikasi Prabowo Dinilai Berubah, Kini Lebih Terkesan Merakyat Ikuti Cara Jokowi

Kompas.com - 10/04/2023, 16:45 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai, komunikasi politik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mulai berubah beberapa waktu terakhir.

Dahulu, Menteri Pertahanan itu terlihat ingin mencitrakan diri sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Kini, ia seakan hendak mengikuti “selera pasar” dengan mencitrakan diri sebagai sosok merakyat.

“Kita tahu selama ini kan Pak Prabowo dipersepsikan sebagai orang yang tegas, berwibawa. Padahal pilihan masyarakat itu paling banyak (memilih figur capres) alasannya karena merakyat,” kata Djayadi dalam rilis survei daring, Minggu (9/4/2023).

Baca juga: Dasco: Sandiaga Uno Sudah Pamit ke Prabowo

Perubahan gaya komunikasi ini terlihat dalam banyak hal. Contoh sederhananya, beberapa waktu lalu media sosial Prabowo mengunggah foto mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu berbuka puasa menggunakan nasi bungkus.

Menurut Djayadi, Prabowo dan timnya berupaya mencontoh gaya komunikasi Presiden Joko Widodo yang sejak dulu dicitrakan sebagai sosok merakyat.

Gaya komunikasi demikian disesuaikan dengan Prabowo yang kini berada di barisan pemerintahan dan dicitrakan dekat dengan Jokowi.

“Jadi kelihatannya ada perubahan gaya sosialisasi dari Pak Prabowo yang lebih mengikuti cara-cara yang sesuai dengan caranya Jokowi,” ujar Djayadi.

Baca juga: Sandiaga Pamit Keluar dari Gerindra, Prabowo Minta Dipikirkan Lagi

Djayadi pun menduga, gaya Prabowo yang lebih merakyat ini berhasil menunjang elektabilitasnya sebagai kandidat calon presiden (capres) Pemilu 2024.

Menurut survei terbaru LSI, elektabilitas Prabowo berada di urutan wahid yakni 30,3 persen. Angka itu naik signifikan dibanding survei Februari 2023 yang mana elektabilitas Prabowo saat itu sebesar 26,7 persen.

Sementara, pada survei Januari 2023, tingkat elektoral Prabowo lebih rendah lagi, yakni 23,2 persen.

Prabowo berhasil menggeser Ganjar Pranowo yang kini berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 26,9 persen. Tingkat elektoral Gubernur Jawa Tengah itu anjlok 8,1 persen dari sebelumnya 35,0 persen.

Sementara, di urutan ketiga ada nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan tingkat elektoral 25,3 persen.

Menurut Djayadi, munculnya sinyal dukungan atau endorsement yang berulang kali diisyaratkan Jokowi ke Prabowo menjadi salah satu faktor pendongkrak elektabilitas pimpinan tertinggi Gerindra itu, sekaligus menjadi penyebab turunnya elektoral Ganjar.

Memang, sebelumnya, Ganjar dicitrakan sebagai sosok penerus Jokowi. Pemilih Jokowi pada Pemilu 2019 lalu disebut-sebut bakal memberikan dukungannya buat Ganjar.

Namun, karena kerapnya Prabowo di-endorse Jokowi, sebagian massa presiden perlahan mulai berpindah ke Prabowo, tak lagi semata-mata di pihak Ganjar.

"Sebagian pemilih Jokowi kemudian mulai menoleh kepada Pak Prabowo, tidak lagi semata-mata kepada Pak Ganjar, maka mulai turun," kata Djayadi.

Baca juga: Survei LSI: Pendukung Jokowi Mulai Lirik Prabowo, Tak Lagi Lihat Ganjar Semata

Kesimpulan ini diperkuat dengan temuan survei LSI yang memperlihatkan bahwa publik yang puas terhadap kinerja Jokowi cenderung mendukung Prabowo (31,3 persen), lalu Ganjar (30,2 persen).

"Kalau kita berpikir secara sederhana, penurunan 8,1 persen turunnya suara Ganjar itu terpecah ke menjadi undecided voters, lalu sebagian ke Prabowo, sedikit ke Anies," tutur Djayadi.

Adapun survei LSI ini digelar pada 31 Maret-4 April 2023 yang melibatkan 1.229 responden yang dipilih secara acak.

Survei dilakukan melalui wawancara lewat telepon. Dengan metode tersebut, margin of error survei sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com