Justru dengan posisinya sebagai wakil rakyat, dengan segala upaya dan akses yang dimilikinya bisa saja pertolongan terhadap para korban bisa menjadi maksimal.
Usai kejadian tersebut menjadi viral, muncul berbagai versi narasi. Ada yang menyebut, sang wakil rakyat turun tangan langsung menolong korban.
Ada yang bilang, sang wakil rakyat berganti kendaraan yang lain dan tetap melanjutkan perjalanan untuk “mengejar” pesawat. Ada pula versi yang menyebut, sang wakil rakyat juga mendatangi rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya sendiri.
Saya jadi teringat dengan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang begitu ringan tangan menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan.
Di saat warga kesulitan mendapatkan akses vaksinasi, warga yang butuh bantuan vaksin ditolong Pasetyo tanpa memandang asal partai.
Di saat banyak pejabat berharap ditunjuk menjadi penasihat kepanitian lomba balapan Formula E, justru Prasetyo lebih “memilih” inspeksi mendadak ke berbagai kelurahan di Ibu Kota yang fasilitasnya begitu memprihatinkan.
Prasetyo lebih suka makan di berbagai warung pinggir jalan ketimbang restoran mahal di pusat perbelanjaan atau hotel berbintang. Baginya, makan di warung pinggir jalan adalah kemewahan yang tiada tara karena bisa mendengar aspirasi warga.
Harapan hadirnya wakil rakyat yang baik hati, tidak sombong dan ringan tangan sepertinya sirna jika melihat kelakuan Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, Jona Arizona.
Politisi Partai Golkar itu tersandung kasus dugaan penipuan dan penggelapan mobil rental jenis Mitsubishi Pajero.
Jona dianggap menggelapkan satu unit mobil yang disewanya dari Bubat Rental Mobil, Jalan Cijagra, Bandung.
Sejak menyewa mobil bulan Mei 2022 dengan kesepakatan biaya sewa Rp 6,4 juta saban minggunya, dibayar lancar oleh politisi Golkar itu.
Memasuki bulan Oktober 2022, ketika mobil harus menjalani perawatan rutin, pihak rental mulai kesulitan menagih komitmen Ketua DPD Partai Golkar Kota Sukabumi tersebut (Tvonesnews.com, 1 April 2023).
Karena kesulitan menagih komitmen sang anggota Dewan yang terhormat, akhirnya pihak rental melaporkan ke pihak kepolisian. Mobil Pajero sewaan ternyata telah digadaikan Jona ke pihak lain dan keberadaan mobil sewaan tersebut sulit diketahui lagi.
Usai kejadian ini, pihak rental yang dirugikan senilai Rp 600 juta lebih merasa kapok menyewakan kendaraan kepada pihak-pihak lain walau pihak penyewa berlatar belakang anggota Dewan sekalipun.
Dengan kejadian memalukan itu, pihak rental akan berhati-hati lagi jika akan menyewakan kendaraannya lagi.