Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Dewan Penabrak, Dewan "Pengutil", dan Dewan Juragan Partai

Kompas.com - 04/04/2023, 15:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke

Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam juara he-eh juara hahaha

Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana di gedung DPR

SEBAGIAN penggalan lagu “Surat Buat Wakil Rakyat” karya Iwan Fals itu, sepertinya akan menjadi lagu abadi. Betapa tidak, setiap kalimat dalam lagu itu begitu nyata dan benar dengan kehidupan kita sekarang ini, kemarin dan masa yang akan datang.

Saya sering mendengar, Megawati Soekarnoputri kerap menyampaikan harapannya kepada para pemilih di setiap jelang pemilhan umum dihelat.

“Jangan salah pilih, memang waktu untuk memilih calon wakil rakyat hanya butuh maksimal 5 menit, tetapi jika salah pilih maka menyesalnya sampai 5 tahun,” seru putri mendiang Bung Karno itu.

Petugas Laka Lantas Polres Tanjab Timur saat melakukan olah TKP usai mobil dinas Waka DPRD Tanjab Barat menabrak anak perempuan di Simpang Tuan, Jumat (31/3/2023).Dok Polres Tanjab Timur Petugas Laka Lantas Polres Tanjab Timur saat melakukan olah TKP usai mobil dinas Waka DPRD Tanjab Barat menabrak anak perempuan di Simpang Tuan, Jumat (31/3/2023).
Soal salah pilih, mungkin warga Tanjung Jabung Barat, Jambi berharap memilih wakil rakyat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bisa menolong nasib rakyat nantinya.

Alih-alih menolong warga, Wakil Ketua DPRD Tanjung Jabung Barat, Sjahfril Simamora karena alasan “mengejar” jadwal penerbangan pesawat mengalami kecelakaan yang menewaskan warga (Kamis, 30/03/2023).

Bermula dari mobil Toyota Fortuner berplat BH 1081 BS yang ditumpangi Sjahfril Simamora dan dikemudikan Misrani melaju kencang di Jalan Lintas Jambi – Kuala Tungkal, Kelurahan Simpang Tuan, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Di arah yang berlawanan, sepeda motor Yamaha Mio M3 yang dikendarai Siti (17) dan pembonceng Dea (18) gagal melewati truk yang berlawanan arah dengan kendaraan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Malang tidak dapat dicegah, motor yang dikendarai Siti tertabrak mobil dinas yang ditumpangi Ketua DPD PAN Tanjung Jabung Barat tersebut.

Kerasnya benturan menyebabkan Siti tewas usai mendapat pertolongan pertama di Puskemas Simpang Tuan, sedangkan Dea mengalami luka dan dirujuk ke rumah sakit di Kota Jambi.

Yang mengejutkan seperti yang disampaikan Kasat Lantas Polres Tanjung Jabung Timur, Iptu Agung Prasetyo Soegiono, usai kecelakaan Wakil Ketua DPRD Tanjung Jabung Barat Sjafril Simamora meninggalkan lokasi kecelakaan karena harus “mengejar” pesawat tujuan Jakarta (Tribunnews.com, 31 Maret 2023).

Walaupun lebih memprioritaskan mengejar penerbangan karena sang wakil rakyat akan berobat jantung di Jakarta, sangat tidak berperikemanusian membiarkan korban tergeletak tidak berdaya di jalanan.

Justru dengan posisinya sebagai wakil rakyat, dengan segala upaya dan akses yang dimilikinya bisa saja pertolongan terhadap para korban bisa menjadi maksimal.

Usai kejadian tersebut menjadi viral, muncul berbagai versi narasi. Ada yang menyebut, sang wakil rakyat turun tangan langsung menolong korban.

Ada yang bilang, sang wakil rakyat berganti kendaraan yang lain dan tetap melanjutkan perjalanan untuk “mengejar” pesawat. Ada pula versi yang menyebut, sang wakil rakyat juga mendatangi rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya sendiri.

Saya jadi teringat dengan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang begitu ringan tangan menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Di saat warga kesulitan mendapatkan akses vaksinasi, warga yang butuh bantuan vaksin ditolong Pasetyo tanpa memandang asal partai.

Di saat banyak pejabat berharap ditunjuk menjadi penasihat kepanitian lomba balapan Formula E, justru Prasetyo lebih “memilih” inspeksi mendadak ke berbagai kelurahan di Ibu Kota yang fasilitasnya begitu memprihatinkan.

Prasetyo lebih suka makan di berbagai warung pinggir jalan ketimbang restoran mahal di pusat perbelanjaan atau hotel berbintang. Baginya, makan di warung pinggir jalan adalah kemewahan yang tiada tara karena bisa mendengar aspirasi warga.

Dewan pengutil dan penilep

Harapan hadirnya wakil rakyat yang baik hati, tidak sombong dan ringan tangan sepertinya sirna jika melihat kelakuan Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, Jona Arizona.

Politisi Partai Golkar itu tersandung kasus dugaan penipuan dan penggelapan mobil rental jenis Mitsubishi Pajero.

Jona dianggap menggelapkan satu unit mobil yang disewanya dari Bubat Rental Mobil, Jalan Cijagra, Bandung.

Sejak menyewa mobil bulan Mei 2022 dengan kesepakatan biaya sewa Rp 6,4 juta saban minggunya, dibayar lancar oleh politisi Golkar itu.

Memasuki bulan Oktober 2022, ketika mobil harus menjalani perawatan rutin, pihak rental mulai kesulitan menagih komitmen Ketua DPD Partai Golkar Kota Sukabumi tersebut (Tvonesnews.com, 1 April 2023).

Karena kesulitan menagih komitmen sang anggota Dewan yang terhormat, akhirnya pihak rental melaporkan ke pihak kepolisian. Mobil Pajero sewaan ternyata telah digadaikan Jona ke pihak lain dan keberadaan mobil sewaan tersebut sulit diketahui lagi.

Usai kejadian ini, pihak rental yang dirugikan senilai Rp 600 juta lebih merasa kapok menyewakan kendaraan kepada pihak-pihak lain walau pihak penyewa berlatar belakang anggota Dewan sekalipun.

Dengan kejadian memalukan itu, pihak rental akan berhati-hati lagi jika akan menyewakan kendaraannya lagi.

Anggota DPRD Sumut yang diduga membawa jam tangan dari salah satu toko.TANGKAPAN LAYAR REKAMAN CCTV via TRIBUN MEDAN Anggota DPRD Sumut yang diduga membawa jam tangan dari salah satu toko.
Tidak kalah memalukan lagi, anggota DPRD Sumatera Utara, Anwar Sani Tarigan dari PDIP malah “mengutil” jam tangan milik Novi, penjaga gerai Samsung Service Center di Jalan Gatot Subroto, Medan (Kamis, 30/3/2023).

Walau akhirnya kasus “pengutilan” itu berakhir damai, tidak pelak alasan anggota Dewan khilaf mengambil jam tangan Samsung Galaxy Watch 5 yang semula dikira sama dengan miliknya walau tergeletak di meja peraga menjadi gurauan publik.

Rekaman kamera CCTV di lokasi kejadian memperlihatkan proses “khilaf” yang berjalan sempurna, mulai dari memantau keadaan, memasukkan jam tangan ke saku celana anggota Dewan sampai pihak yang khilaf meninggalkan lokasi (Cnnindonesia.com, 3 April 2023).

Kapolsek Medan Baru AKP Ginanjar menyebut antara Anwar Sani yang khilaf dengan korban Novi sang pemilik jam tangan sudah berdamai. Korban sudah mencabut laporannya ke polisi bernomor STTPL/B/323/V/2023/SPKT Sek Mdn Baru.

Padahal jika ingin meneladani perilaku anggota Dewan, ada baiknya menyimak kesederhanaan dan kesahajaan Ketua DPRD Jawa Tengah Bambang Kusriyanto.

Politisi kawakan dari “Banteng” itu dikenal begitu peduli dengan derita wong cilik. Apa yang dipunya Bambang “Krebo” – begitu saya memanggilnya – dia akan berikan kepada orang yang membutuhkan.

Kebaikan Bambang “Krebo” kini menjadi cerita dari siapa saja yang mengenalnya. Bambang telah “thindak” selama-lamanya pada Minggu, 2 April 2023 lalu.

Masih dengan kesahajaan, saya juga mengikuti proses kerja-kerja politik yang dilakukan Ketua DPRD Kota Surabaya, Dominikus Adi Sutarwijono.

Waktu keseharian mantan wartawan Majalah Tempo itu lebih banyak dihabiskan dengan bercengkerama dengan warga Surabaya yang ada di gang-gang sempit atau “blusukkan” ke kampung-kampung padat hunian.

Adi begitu fasih cerita kesulitan warga Surabaya dan mencari solusinya. Mirip dengan Bambang Kusriyanto, “badan” Adi habis digerogoti angin malam karena menghabiskan saban malam bersama warga di balai-balai pertemuan tingkat Rukun Warga.

Dewan juragan Partai

Menjadi keprihatinan publik sekaligus mendegradasi ketua umum partai-partai takkala ada seorang anggota Dewan yang terhormat di forum resmi rapat bersama antara Komisi III DPR-RI dengan Komite Nasional Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di Senayan, Jakarta, Rabu (29/03/2023).

Ketika Ketua Komite TPPU Mahfud MD menagih komitmen DPR untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset, alih-alih lugas dan elegan menjawab tantangan tersebut, Ketua Komisi III DPR-RI Bambang Wuryanto malah meminta Mahfud MD yang juga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan agar melobi “bos-bos” partai saja.

Menurut Bambang “Pacul” lobi harus dilakukan untuk setiap kepentingan apapun, bukan pada anggota DPR di Senayan yang sejatinya merupakan wakil rakyat, namun pada pimpinan tertinggi di partai. Sebagai petugas partai, Bambang Pacul siap memenuhi perintah “juragan” partai (Tvonenews.com, 2 April 2023).

Memang bisa jadi pernyataan Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP itu ada benarnya. Namun akan lebih taktis dan elegan jika penyampaian pernyataan resmi di forum resmi pula yang diliput luas oleh media dan ditonton oleh publik secara “live” bisa diutarakan dengan logika bernarasi politik yang beradab.

Kekahwatiran saya akan munculnya sentimen negatif dari pernyataan anggota Dewan yang terhormat itu benar adanya karena sontak publik menganggap anggota Dewan itu ibaratnya demokrasi tidak lebih dari sebuah perseroan terbatas.

Tidak itu saja, posisi terhormat dari seorang ketua umum partai yang dihormati kader-kadernya, menjadi bahan “cemohan” publik.

“Jika wakil partai yang ada di DPR hanya sebuah hitungan angka maka tidak heran pemilih itu hanya ditempatkan bak bikang monyet. Maka solusi butuh keadaan yang memanusiakan monyet-monyet.” - Iwan Piliang (penggiat jurnalisme warga).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com