Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pernyataan Jokowi, Politisi PDI-P: Piala Dunia Tak Mungkin Dipisahkan dari Politik

Kompas.com - 29/03/2023, 13:48 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDI-P Andreas Hugo Pareira menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa jangan campuradukkan olahraga dengan politik merujuk pada pengertian sepakbola secara an sich atau hakikatnya.

Namun, jika turnamen sepakbola seperti Piala Dunia U-20, Andreas berpandangan bahwa hal itu tak bisa lepas dari politik.

"Mungkin maksud Bapak Presiden adalah sepakbola an sich. Artinya, proses persiapan teknis maupun pertandingan sepakbola memang tidak boleh dicampuradukan dengan politik, karena pasti akan merusak prestasi, merusak permainan sepakbola sebagai tontonan," kata Andreas kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2023).

"Tetapi kalau sebagai sebuah event turnamen sepakbola, apalagi turnamen sepakbola seperti Piala Dunia tidak mungkin dipisahkan dari politik," lanjut dia.

Baca juga: Saat Jokowi Bicara soal Israel: Konsisten Dukung Palestina, Jangan Campur Aduk Olahraga dan Politik

 

Andreas menjelaskan, Piala Dunia merupakan perhelatan atau turnamen olahraga sepakbola yang merupakan bagian sistem kehidupan sosial manusia.

Hal tersebut tidak mungkin dipisahkan dari politik.

"Di mana di dalamnya ada aspek subsistem ekonomi, keamanan, pembangunan, termasuk tentunya aspek elemen keputusan politik," imbuh dia.

Politisi PDI-P ini mengatakan, Federasi Sepakbola Internasional atau FIFA sendiri pernah mengambil keputusan yang politik.

Contohnya, jelas Andreas, ketika FIFA pernah memutuskan untuk mengeliminasi tim nasional sepakbola Rusia dari Piala Dunia Qatar 2022.

Baca juga: Soal Nasib Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Jokowi: Saya Utus Erick Thohir Temui FIFA

"Karena desakan dari beberapa negara Eropa, karena pertimbangan Rusia yang dianggap sebagai negara agresor yang menyerang Ukraina," tuturnya.

"Sehingga yang terbaik untuk menyukseskan sebuah turnamen besar seperti Piala Dunia adalah bagaimana mensinergikan berbagai elemen subsistem, sehingga ada dalam suatu pandangan kolaboratif untuk menyukses Piala Dunia," sambung dia.

Di sisi lain, Andreas menyadari bahwa pemerintah tengah berupaya menyelesaikan persoalan pelaksanaan Piala Dunia U-20 dengan bertemu pihak FIFA.

Pemerintah dalam hal ini mengutus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) guna menegaskan sikap Indonesia menolak penjajahan di atas dunia dan mewujudkan perdamaian.

 

 

"Seharusnya, olahraga dalam hal ini juga sepakbola seharusnya juga bisa hadir sebagai instrumen yang menjembatani terciptanya perdamaian dunia," harap Andreas.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan penjelasannya atas polemik keikutsertaan tim nasional (timnas) sepak bola Israel dalam ajang Piala Dunia U20 yang akan digelar di Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com