Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Nanang Facturochman
Kepala Kanwil Kemenag Banten

Kepala Kanwil Kemenag Banten

Penghayatan Kolektif Ramadhan

Kompas.com - 28/03/2023, 04:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kita jangan lupa bahwa perintah puasa di bulan Ramadhan adalah untuk seluruh manusia beriman yang waktunya telah ditentukan. Artinya puasa Ramadhan dilaksanakan secara serempak dan bersamaan.

Justru dengan bersama-sama itulah ibadah puasa terasa ringan karena dirasakan secara kolektif. Hal ini pula yang diungkapkan oleh agamawan karismatik Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus) melalui karyanya berjudul Membuka Pintu Langit; Momentum Mengevalusai Perilaku dengan pertanyaan “Berapa banyak di antara kita yang mampu melaksanakan puasa, tarawih, witir dan tadarus sebulan penuh secara sendirian?”

Adanya perasaan bersama-sama itu memungkinkan kita menyadari bahwa terdapat suatu situasi di dalam puasa yang membuka penglihatan tentang kenyataan yang terjadi di luar kita.

Misalnya, ketika kita berbuka hingga kekenyangan dan tetangga kita tidak menemukan sesuatu untuk berbuka.

Perasaan lapar dan haus yang kita rasakan pada siang hari, semestinya menyadarkan kita betapa beratnya saudara kita yang sering merasakan kegetiran tanpa kenal siang-malam, tanpa kenal bulan. (A Mustofa Bisri, 2011).

Puasa sebagai suatu terminologi mendorong seorang mukmin untuk merohanikan penginderaan fisik agar qalbunya bergetar tatkala melihat penderitaan saudara di sekelilingnya.

Sebab masih banyak kisah tentang orang-orang di sekeliling kita yang untuk makan satu hari di bawah ukuran normal; tiga atau dua kali saja begitu sulit.

Tidak sedikit dari saudara-saudara kita yang berkekurangan dalam hal materi harus nyawur utang (pinjam) demi memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

Mereka yang tidak mampu setiap saat berpacu dengan waktu untuk bertahan hidup. Boleh jadi mereka makan pada pagi hari, tetapi siangnya mereka berpuasa.

Kenyataan tersebut kadang kala membuat kita salah dalam berasumsi dengan menganggap keberadaan orang-orang yang tidak mampu itu disebabkan oleh lemahnya dukungan pemerintah, atau karena kemalasan mereka dalam berikhtiar.

Padahal bisa jadi keberadaan kelompok miskin di sekitar kita justru karena metaproblem struktural yang salah satunya diakibatkan hilangnya kepekaan sosial dan perasaan sadar dari orang-orang mampu di sekelilingnya.

Adanya problem yang kerap menjerat kelompok rentan yang berada di bawah garis kemiskinan seperti kelaparan, gizi buruk, stunting dan problem terkait semacam itu, pada gilirannya akan menjadi aib sosial di tengah besarnya jumlah populasi kelas menengah di Indonesia.

Berbuat maslahat

Kalangan menengah keatas tidak boleh berpangku tangan dengan sepenuhnya mengandalkan pemerintah untuk menyelesaikan segala problematika sosial.

Mengingat Dinas Sosial serta lembaga-lembaga pemerintah terkait yang mempunyai concern terhadap permasalahan sosial termasuk kemiskinan mempunyai jangkauan terbatas.

Atau tidak seluas jangkauan orang-orang berpenghasilan menengah yang dapat menembus sekat administrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com