Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Deddy Herlambang
Pengamat Transportasi

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)

Evaluasi Mudik Lebaran Tiap Tahun yang Tidak Pernah Selesai dari Masalah

Kompas.com - 27/03/2023, 13:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Aparat melakukan rekayasa jalan tol yang tahun 2022 terkenal dengan istilah “one way” atau arus satu arah. Bahkan pengguna tol di jalur berlawanan sempat melakukan pemblokiran jalan tol karena dianggap tidak adil seperti yang terjadi pada 29 April 2022.

Berkaca pada peristiwa tersebut, perlu kita garisbawahi adalah sterilisasi jalan tol sebelum one-way diberlakukan. Jalur arah sebaliknya harus benar-benar steril kendaraan.

Gerbang tol di jalur berlawanan yang akan dilakukan one-way harus ditutup. Pastikan kendaraan dari arah/arus lalin berlawanan sudah keluar seluruhnya dari jalan tol sebelum one way diberlakukan.

Rekayasa lalu lintas satu arah ini sebenarnya tetap berbahaya karena pengemudi tidak dapat melihat rambu-rambu dari arah berlawanan karena berjalan berbalik arah.

Rekayasa lalin tanpa tunggu macet

Kita akui sangat sulit untuk melihat 5 layar CCTV arus perjalanan di jalan tol atau jalan non tol secara bersamaan dan menghitung volume kendaraannya.

Sebaiknya rekayasa lalin diawali dengan computer modeling dengan memasukan variable atau faktor-faktor pengganggu lainya.

Kita modelkan semua jalur kritis mudik se-Jawa, sehingga dampak dari suatu asumsi dapat kita lihat secara menyeluruh.

Kalau saat ini diskresi di lapangan hanya mampu melihat persoalan secara lokal, tapi dampak di tempat lain sulit diprediksi, meskipun tersedia ratusan CCTV.

Kejadian kemacetan parah tol Brexit dulu (2016) juga diawali one way dari arah Brebes ke Tegal dan di ujung pertemuanya membuat macet sampai Cirebon, Ajibarang, Pemalang.

Maka harus diperhatikan ketika one way sebelum tujuan akhir harus dikeluarkan secara bertahap ke jalan Nasional dan diakhiri dengan merging traffic dan diatur output gates-nya juga.

Artinya secara pentahapan rekayasa jangan terlalu banyak pengabungan arah/arus lalu lintas agar tidak terjadi bottle neck.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kurang tepat melakukan one way atau contra flow setelah terjadi kemacetan. Sebaiknya diskresi contra flow/one way dilakukan ketika arus mulai padat, tapi lancar

Lebih baik dilakukan contra flow saja, sehingga dampak pada jalan Nasional tetap lancar.

Di jalur kritis terdapat CCTV yang bisa menghitung jumlah kendaraan yang melintas. Bila selama 2 - 3 jam terjadi peningkatan volume kendaraan, sebaiknya langsung contraflow dengan skenario 1, 2 dan 3, sehingga tidak perlu menunggu macet baru dilakukan contra-flow.

Untuk mudik 2023, nampaknya tetap akan terjadi lonjakan pengguna tol karena saat ini PPKM telah dicabut, menjadi new normal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com