Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

"Soft Diplomacy" Menyelesaikan Masalah Laut China Selatan

Kompas.com - 21/03/2023, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Periset Mark Raymond and David A. Welch (Maret, 2022) menyebutkan bahwa sejatinya, dalam beberapa hal, kebijakan China di Laut China Selatan bersifat ‘tarik ulur’ selama beberapa dekade terakhir.

China selalu bersikeras, misalnya, untuk menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi bilateral dan selalu menyatakan komitmen untuk penyelesaian perselisihan yang bersahabat dan damai.

China juga dengan sengaja menghindari arbitrase, mediasi, atau negosiasi multilateral tentang pertanyaan yurisdiksi.

Namun, sebelum 2010, China berusaha untuk menjaga agar ketegangan di Laut China Selatan tetap rendah sambil mempertahankan sikap keras kepala dalam sengketa maritim dan teritorial.

Memang China juga berhenti mencoba menegakkan yurisdiksi perikanan lebih dari 12 mil dari fitur yang diklaimnya. Ia juga berhenti membangun pulau buatan walaupun terus menyelesaikan infrastruktur, termasuk infrastruktur militer, yang telah direncanakannya.

Singkatnya, dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan unilateralisme agresif China tiba-tiba berakhir.

Namun, menurut peneliti Erickson dan Martinson (2021) ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa China mungkin sekali lagi menggoda unilateralisme yang tegas.

Terbitnya Undang-Undang Penjaga Pantai baru pada tahun 2021 yang mengesahkan penggunaan kekuatan terhadap kapal asing dapat menunjukkan peningkatan kemauan untuk menegakkan klaim China dengan lebih kuat.

Selain itu, penyebaran yang diperpanjang pada Maret 2021 dari sejumlah besar kapal milisi maritim yang menyamar sebagai kapal perahu nelayan di Whitsun Reef di ZEE Filipina juga sulit dijelaskan dari perspektif kepatuhan tersembunyi.

Sementara itu, periset Strangio (2021) merilis laporan bahwa China menuntut agar Indonesia menghentikan pengeboran di ZEE-nya sendiri pada tahun yang sama.

Peran aktor regional dan internasional

Sengketa wilayah di Laut China Selatan masih jauh dari penyelesaian. Terlepas dari kemajuan penting tentang sikap menahan diri, hubungannya dengan Amerika Serikat dan Jepang tetap tegang.

Bahkan, kondisinya bisa kian mengkhawatirkan ketika Amerika Serikat terus memerlihatkan dukungannya kepada Taiwan.

Untuk pemahaman yang lebih baik apakah penyelesaian sengketa di Laut Cina Selatan setidaknya dalam waktu dekat diperlukan komitmen untuk memeriksa kembali peran aktor-aktor regional dan internasional guna mengurangi ketegangan dan mengakhiri konflik dengan menawarkan solusi.

ASEAN sebagai salah satu organisasi regional yang mengitari kawasan Laut Cina Selatan telah berperan membangun dialog guna mencegah perluasan kepentingan regional yang tumpang tindih, dan pengembangan kepercayaan dan kerja sama antara pihak-pihak di kawasan.

ASEAN pernah mengeluarkan Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan yang ditandatangani oleh Beijing pada tahun 1997. Deklarasi tersebut menyerukan penyelesaian konflik di Laut China Selatan secara damai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com