Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Antara Flexing, Thrifting, dan Stunting

Kompas.com - 21/03/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI SAAT sebagian besar masyakat kita masih “berjibaku” mencari penghasilan agar kebutuhan makan, menyekolahkan anak dan mengangsur aneka cicilan terpenuhi, lagak dan lagu sebagian pejabat begitu memuakkan.

Anak-istri mereka begitu “gatal” memamerkan hartanya yang berlimpah di media sosial. Seakan membanggakan raihan kerja keras suami atau ayahnya – entah sangking kerasnya bekerja atau sangking rajinnya “menilep” uang rakyat – mereka pamer dengan baju-baju mahal, kendaraan mewah, perjalanan mahal ke luar negeri hingga rumahnya yang bertabur harta.

Pagi buta, Fadil yang masih berusia 10 tahun harus berjuang menjadi buruh angkut di Pelelangan Ikan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan. Di saat teman-teman seusianya masih terlelap dalam tidur, Fadil merasa terpanggil untuk meringankan beban orangtuanya.

Sebelum masuk sekolah siang di kelas 4 SD, Fadil menawarkan tenaganya untuk bekerja serabutan. Mulai dari memasukkan ikan ke dalam boks, menawarkan jasa angkut kantongan ikan, hingga menawarkan ikan hasil upahnya.

Rata-rata Fadil memperoleh penghasilan Rp 20.000-Rp 30.000. Angka yang lumayan untuk membantu kehidupan keluarganya yang miskin (Kompas.com, 17/03/2023).

Andai saja Fadil adalah anak kandung bekas Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II, Rafael Alun Trisambodo tentu kehidupannya akan berbeda.

Memiliki motor besar, pamer dengan mobil Jeep Wrangler Rubicon, atau bergaya di perumahan di Manado, Sulawesi Utara yang sahamnya dipunyai ibunya, restoran besar di Jogya atau safe deposit ayahnya yang menampung puluhan miliar rupiah uang kontan dalam bentuk dollar Uwak Sam.

Fadil yang hidup dalam kemiskinan harus bangga, perjuangannya membantu meringankan beban keluarga adalah ibadah.

Justru limpahan harta yang diterima Mario Dandy Satrio, membuat kehidupannya “blangsak” dan aset orangtuanya yang “bejibun“ dan ditutup rapat-rapat menjadi terbuka sehingga diketahui Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK.

Kepala Bea dan Cukai Makassar, Sulawesi Selatan, Andhi Pramono membantah cincin bermata baru warna biru yang ia kenakan merupakan blue safir, Selasa (13/3/2023).KOMPAS.com/Syakirun Ni'am Kepala Bea dan Cukai Makassar, Sulawesi Selatan, Andhi Pramono membantah cincin bermata baru warna biru yang ia kenakan merupakan blue safir, Selasa (13/3/2023).
Demikian pula andai Fadil adalah putra kandung Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono, pasti Fadil tidak perlu bekerja payah mengangkat ikan-ikan yang berbau amis.

Outfit berharga puluhan juta rupiah dan plesiran ke negeri jiran dengan fasilitas penerbangan premium, pasti akan dinikmati Fadil. Belum lagi Fadil bisa tidur pulas dan tidak perlu bangun pagi di rumah mewah Legenda Wisata, Cibubur, Jawa Barat.

Harus diakui, keberadaan media sosial saat ini begitu “powerfull”. Selain memberikan dampak positif, medsos juga dapat berdampak negatif. Media sosial kini menjadi alat yang ampuh bagi penegakkan good governance.

Kerja KPK menjadi “diringankan” akibat laporan aktif dari netizen yang di-blow up media. Malah Wakil Ketua KPK Alexander Marwata meminta bantuan netizen untuk menelusuri kekayaan tidak wajar yang dimiliki para pejabat.

Masyarakat dan media sangat berperan dalam membuat takut para pejabat bertindak macam-macam (Tribunnews.com, 1 Maret 2023).

Fenomena flexing dari keluarga jajaran pegawai Pajak dan Bea Cukai, misalnya, kini juga menyasar abdi negara yang bertugas di Kementerian Sekretariat Negara, Sekretaris Daerah Provinsi Riau bahkan pegawai KPK sendiri.

Secara sederhana, flexing adalah perilaku pamer harta kekayaan. Kalau sebelumnya tindakan pamer tersebut dianggap tidak pantas dan harus ditutup dengan rapat, tetapi dengan adanya media sosial membuat flexing menjadi fenomena umum.

Kegatalan tangan orang dalam memamerkan hartanya di media sosial, baik dalam bentuk barang-barang mahal maupun kehidupan yang glamour lainnya menjadi santapan netizen.

Kejengahan publik akan perilaku koruptif para abdi negara, setelah sebelumnnya dipantik dari kasus Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa, membuat gerakan antiflexing para pejabat menjadi bentuk perlawanan publik dan media.

Thrifting perlawanan dari kemapanan

Dittipideksus Bareskrim Polri menggerebek lokasi importasi pakaian bekas atau thrifting ilegal di Bekasi hingga Pasar Senen, Senin (20/3/2023). Dok. Bareskrim Polri Dittipideksus Bareskrim Polri menggerebek lokasi importasi pakaian bekas atau thrifting ilegal di Bekasi hingga Pasar Senen, Senin (20/3/2023).
Belum reda dengan persoalan flexing, kini publik dibuat bingung dengan kebijakan pemerintah yang anti-thrifting.

Dengan mengatasnamakan melindungi produk usaha mikro kecil dan menengah/UMKM, industri tekstil dalam negeri serta dampak kesehatan, pemerintah mempertegas kembali larangan impor baju bekas secara ilegal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com