“Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," ujarnya.
Namun demikian, Hashim bilang, keputusan soal cawapres Prabowo bakal dibahas bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pasalnya, Gerindra telah sepakat berkoalisi dengan partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu untuk Pemilu 2024.
"Kemungkinan itu terbuka kalau Pak Ganjar mau jadi. Tapi, harus disetujui oleh PKB. Kan begitu harus disetujui PKB, kami terbukalah," tutur adik Prabowo itu.
Baca juga: Gerindra dan PDI-P Ngotot Harus Capres di Wacana Duet Prabowo-Ganjar
Berbeda dengan Gerindra, PDI-P menyiratkan penolakan atas wacana duet Prabowo sebagai capres dan Ganjar sebagai cawapres. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, kader partainya harus ditempatkan di kursi calon RI-1.
"Ya, kader dari PDI Perjuangan (harus capres), sebagai partai pemenang pemilu dengan kepercayaan rakyat dua kali berturut-turut tentu saja kami akan mengusung calon presiden," kata Hasto di Sentul, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).
Kendati demikian, Hasto menyatakan, partainya tidak akan berjuang sendirian pada Pemilu 2024. PDI-P terbuka untuk berkoalisi dengan partai lain, dengan syarat kandidat capres harus dari partai banteng.
“Terkait dengan calon presiden, sebagaimana amanat Ibu Megawati Soekarnoputri pada saat hari ulang tahun PDI Perjuangan yang ke-50, PDI Perjuangan akan mendorong kader internal untuk sebagai calon presiden," tegasnya.
Baca juga: Politisi PDI-P: Megawati Selalu Last Minute Tentukan Capres
Meski begitu, hingga kini PDI-P belum mengumumkan kandidat capres maupun cawapres. Hasto menegaskan, keputusan terkait pencapresan ada di tangan Megawati Soekarnoputri sebagai pimpinan partai tertinggi.
Termasuk, mengenai wacana duet Prabowo-Ganjar, kata Hasto, sepenuhnya menjadi kewenangan Mega.
"Ya nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan pasangan yang terbaik dan sesuai dengan yang menjadi harapan rakyat," ujarnya.
Membaca ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga, dipertemukannya Prabowo dengan Ganjar oleh Jokowi di momen panen raya beberapa waktu lalu sedianya bermuatan politis.
Menurut Umam, pertemuan itu menunjukkan bahwa Jokowi sedang menegaskan preferensi politiknya untuk Pemilu 2024.
“Gabungan pasangan Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo merupakan proposal politik yang hendak diajukan Jokowi kepada Ketum PDI-P Megawati,” kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (16/3/2023).
Duet Prabowo dan Ganjar pun disebut bakal menghadirkan kekuatan besar. Tidak hanya elektabilitas keduanya yang mumpuni, namun kedua tokoh juga berasal dari dua partai besar, Prabowo dari Gerindra dan Ganjar dari PDI-P.
Survei berbagai lembaga menempatkan Ganjar di puncak elektabilitas kandidat calon presiden. Tingkat elektoral orang nomor satu di Jawa Tengah itu tembus 30 persen.