JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, tidak akan ada pendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berubah haluan menjadi pendukung eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Menurut dia, hal yang ada adalah pendukung yang tadinya tidak mendukung Prabowo kini jadi mendukung Prabowo.
"Jadi kalau soal pendukung ya insya Allah ya namanya pendukung Pak Prabowo kian hari kian paham kebijakan-kebijakan Prabowo, sehingga enggak ada istilahnya loncat ke Anies. Yang ada, orang yang dahulu tidak dukung Pak Prabowo sekarang dukung Pak Prabowo," ujar Habiburokhman saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Selasa (14/3/2023).
Baca juga: Prabowo: Kita Tak Ingin Bentuk Tentara Kuat untuk Gagah-gagahan
Habiburokhman memberi contoh soal banyaknya masyarakat yang menghadiri perayaan hari ulang tahun Gerindra baru-baru ini di berbagai daerah.
Dia mengaku merinding ketika mengetahui bahwa masyarakat yang datang mendukung Prabowo ternyata mencapai lebih dari ekspektasi Gerindra.
"Masya Allah, jumlah masyarakat yang hadir itu luar biasa banyak. Saya sendiri sampai merinding. Kita di awal kayak kemarin di Jaktim tanggal 19 kita prediksi 2.000-3.000, yang hadir 10.000," tutur dia.
"Kemudian di Banten kita prediksi paling banyak 5.000, (ternyata yang hadir) bisa 20.000. Di Kalimantan Barat, Pontianak, kita prediksi 10.000, bisa hampir 30.000. Di Riau demikian juga. Bahkan itu minimal 3 kali lipat dari estimasi kita jumlah massa yang hadir," ujar Habiburokhman.
Ia memastikan, masyarakat yang hadir adalah massa yang memang terorganisasi oleh Gerindra.
Baca juga: Prabowo Jadi Warga Kehormatan Kopasgat TNI AU, Janji Jaga Nama Korps “Baret Jingga”
Itu artinya, menurut dia, orang-orang tersebut merupakan massa yang memang ada di dalam struktur Gerindra.
"Dan itu mereka bukan massa yang termobilisir saja, itu massa yang terorganisir, dalam artian itu massa dari struktur-struktur kita," kata dia.
Pendukung Prabowo dan Anies beririsan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan meyakini bahwa Prabowo Subianto dan Anies Baswedan akan berebut pendukung serta relawan untuk bersaing di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal tersebut kemungkinan terjadi lantaran Anies dan Prabowo kini sudah tidak berada dalam satu kubu yang sama lagi.
Sebab, Gerindra yang mengusung Prabowo menjadi calon presiden (capres). Sementara itu, Nasdem yang mendukung Anies maju capres, sepakat bahwa mereka berbeda pilihan politik.
Baca juga: Muncul Wacana Duet Prabowo-Ganjar, PDI-P: Apa yang Tidak Mungkin dalam Politik?
Awalnya, Djayadi Hanan mengatakan bahwa pemilih Anies dan Prabowo pasti beririsan karena pernah dalam satu kubu yang sama.
"Tadinya Anies dan Prabowo satu kubu, dan seluruh data survei menunjukkan bahwa memang pemilih Prabowo dan pemilih Anies itu cenderung masih overlapping, beririsan," ujar Djayadi saat dihubungi, Selasa (7/3/2023).
"Jadi isunya tuh misalnya berapa banyak pemilih Prabowo yang tetap memilih Prabowo di tahun 2024 nanti? Kemudian, berapa banyak pemilih Prabowo yang pindah ke Anies? Kan kira-kira gitu di tahun 2024 nanti," kata dia lagi.
Menurut Djayadi, kemungkinan Anies dan Prabowo berebutan pendukung sangatlah besar.
Terlebih, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum Gerindra Prabowo telah sepakat berbeda pilihan politik walaupun akan tetap menghormati pilihan masing-masing.
"Itu berarti kan potensi untuk saling berebut pendukung, baik itu dalam pengertian relawan maupun pemilih atau suporter, kan potensinya sangat besar. Kan rebutan pendukung, rebutan relawan, atau rebutan suporter, kan itu sangat besar potensinya di antara dua kubu antara Anies sama Prabowo," ujar Djayadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.