Selain itu, PDI-P dan PPP juga memiliki sejarah dalam hal pencalonan. Misalnya, ketika Megawati menjadi Presiden ke-5, Wakil Presiden-nya adalah Hamzah Haz dari PPP.
Kemudian, contoh lainnya adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah, yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin.
"Alasannya sederhana, amanat almarhum Mbah Maimoen sebelum wafat ke Bu Mega untuk ikut menjaga PPP. Yang kedua, sejarahnya ada zaman Mega-Hamzah maupun yang mutakhir Ganjar-Yasin," katanya.
Baca juga: Soal Penjajakan Koalisi dengan PDI-P, PPP: Enggak Ada Tanda-tanda KIB Akan Bubar
Meskipun demikian, kata Romahurmuziy, ajakan PDI-P ini sifatnya masih berupa penjajakan.
Sebab, Mukernas partai yang akan menentukan ke poros mana PPP akan berlabuh untuk Pemilu 2024.
Lantas, bagaimana dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tempat PPP saat ini bernaung? Romahurmuziy mengatakan, PPP masih 'pacaran' di KIB, belum tentu lanjut hingga ke jenjang 'pernikahan'.
Romahurmuziy menekankan bahwa PPP menghormati ajakan PDI-P tersebut.
"Lho, KIB itu kan istilah anak muda sekarang baru 'pacaran'. Bahkan, tunangan saja belum tentu berlanjut pernikahan. Kata para pejuang cinta, sebelum janur melengkung usaha tak boleh kendor," ujar Romahurmuziy.
Baca juga: Soal Berkoalisi dengan PDI-P, PPP: Bukan Poros Baru, tapi Penguatan KIB
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.