Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": Tokoh Jadi Alasan Utama Memilih dan Tidak Memilih Partai

Kompas.com - 06/03/2023, 07:47 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok tokoh dinilai menjadi pedang bermata dua untuk menggaet pemilih memberikan dukungan terhadap partai politik pada Pemilu 2024.

Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 25 Januari-4 Februari 2023 menunjukkan, tokoh di sebuah parpol menjadi alasan bagi pemilih untuk memilih atau tidak memilih partai tersebut.

"Alasan responden memilih parpol disebabkan tokoh berpengaruh, dengan angka mencapai 35,9 persen," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (6/3/2023).

Berdasarkan survei yang sama, selain sebagai sumber dukungan, pada saat yang sama, tokoh juga menjadi sumber resistensi parpol untuk dipilih publik.

Baca juga: Prabowo-Surya Paloh Sepakat Hormati Pilihan Masing-masing di Pemilu 2024

"Bagian terbesar responden (31,4 persen) menyatakan tidak akan memilih sebuah parpol karena tidak menyukai tokoh parpol itu," tulis Litbang Kompas.

Survei juga menunjukkan bahwa kecenderungan publik memilih parpol karena tokoh berpengaruh di dalamnya relatif terjadi di semua kelas ekonomi.

Kelas menengah bawah menjadi kelompok yang paling mementingkan tokoh dalam parpol, yakni 42,1 persen, diikuti oleh kelas sosial atas (38,5 persen), kelas sosial bawah (31,3 persen.

"Kelas sosial menengah atas menjadi yang paling sedikit mendasarkan alasan memilih parpol dari tokoh berpengaruh, angkanya 28,3 persen," tulis Litbang Kompas.

Baca juga: Janji Prabowo, Surya Paloh, dan Anies Junjung Pemilu 2024 yang Damai

Temuan serupa juga didapat ketika Litbang Kompas bertanya soal alasan tidak memilih parpol. Seluruh kelas sosial menempatkan ketidaksukaan terhadao tokoh dalam parpol sebagai alasan utama tidak memilih parpol.

Survei menunjukkan, alasan ketidaksukaan terhadap tokoh ini sebanyak 32,4 persen pada kelas sosial atas, lalu 32,3 persen pada kelas sosial menengah atas, selanjutnya 32,2 persen pada kelas sosial menengah bawah, dan 29,4 persen pada kelas sosial bawah.

Menurut Litbang Kompas, temuan survei ini menguatkan bahwa preferensi politik publik di Indonesia masih cenderung bersandar pada sisi primordial.

"Tokoh berpengaruh dan kuat dipercaya sejalan dengan kualitas parpol tempatnya berpolitik. Sementara jika tokoh dalam parpol tidak disenangi, publik akan cenderung menilai keseluruhan parpol dengan tolok ukur yang sama negatifnya," tulis Litbang Kompas.

Berikut ini hasil lengkap survei Litbang Kompas mengenai alasan memilih dan tidak memilih parpol:

Alasan memilih parpol:

- Tokoh berpengaruh di dalam partai: 35,9 persen

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Nasional
Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Nasional
World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

Nasional
Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com