JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok tokoh dinilai menjadi pedang bermata dua untuk menggaet pemilih memberikan dukungan terhadap partai politik pada Pemilu 2024.
Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 25 Januari-4 Februari 2023 menunjukkan, tokoh di sebuah parpol menjadi alasan bagi pemilih untuk memilih atau tidak memilih partai tersebut.
"Alasan responden memilih parpol disebabkan tokoh berpengaruh, dengan angka mencapai 35,9 persen," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (6/3/2023).
Berdasarkan survei yang sama, selain sebagai sumber dukungan, pada saat yang sama, tokoh juga menjadi sumber resistensi parpol untuk dipilih publik.
"Bagian terbesar responden (31,4 persen) menyatakan tidak akan memilih sebuah parpol karena tidak menyukai tokoh parpol itu," tulis Litbang Kompas.
Survei juga menunjukkan bahwa kecenderungan publik memilih parpol karena tokoh berpengaruh di dalamnya relatif terjadi di semua kelas ekonomi.
Kelas menengah bawah menjadi kelompok yang paling mementingkan tokoh dalam parpol, yakni 42,1 persen, diikuti oleh kelas sosial atas (38,5 persen), kelas sosial bawah (31,3 persen.
"Kelas sosial menengah atas menjadi yang paling sedikit mendasarkan alasan memilih parpol dari tokoh berpengaruh, angkanya 28,3 persen," tulis Litbang Kompas.
Temuan serupa juga didapat ketika Litbang Kompas bertanya soal alasan tidak memilih parpol. Seluruh kelas sosial menempatkan ketidaksukaan terhadao tokoh dalam parpol sebagai alasan utama tidak memilih parpol.
Survei menunjukkan, alasan ketidaksukaan terhadap tokoh ini sebanyak 32,4 persen pada kelas sosial atas, lalu 32,3 persen pada kelas sosial menengah atas, selanjutnya 32,2 persen pada kelas sosial menengah bawah, dan 29,4 persen pada kelas sosial bawah.
Menurut Litbang Kompas, temuan survei ini menguatkan bahwa preferensi politik publik di Indonesia masih cenderung bersandar pada sisi primordial.
"Tokoh berpengaruh dan kuat dipercaya sejalan dengan kualitas parpol tempatnya berpolitik. Sementara jika tokoh dalam parpol tidak disenangi, publik akan cenderung menilai keseluruhan parpol dengan tolok ukur yang sama negatifnya," tulis Litbang Kompas.
Berikut ini hasil lengkap survei Litbang Kompas mengenai alasan memilih dan tidak memilih parpol:
Alasan memilih parpol:
- Tokoh berpengaruh di dalam partai: 35,9 persen
- Program kerja partai: 14 persen
- Visi dan misi partai: 12,2 persen
- Ideologi Partai: 9,9 persen
- Popularitas partai: 8,7 persen
- Dari dahulu sudah menyukai/memilih partai tersebut: 4,1 persen
- Dukungan/ikut orang terdekat/keluarga/saudara: 3,2 persen
- Karena kinerjanya baik: 2,2 persen
- Banyak membantu masyarakat/lebih dekat dengan masyarakat: 1,9 persen
- Lainnya: 7,9 persen
Alasan tidak memilih parpol:
- Tidak menyukai tokoh partai/tidak ada tokoh: 31,4 persen
- Partai politik kurang populer/baru/belum terkenal: 25,5 persen
- Tidak sesuai dengan ideologi yang dianut: 11,7 persen
- Program kerja partai tidak diketahui: 6,1 persen
- Dari dulu tidak suka/tidak cocok/sudah ada pilihan lain: 6 persen
- Visi dan misi partai tidak diketahui: 5,5 persen
- Kinerja tidak meyakinkan/kurang baik: 2,4 persen
- Lainnya: 11,5 persen
Survei ini berlangsung pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023, serta melibatkan 1.202 responden dari 38 provinsi di Tanah Air.
Jajak pendapat dilakukan melalui wawancara tatap muka, dan sampel ditentukan secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan mencapai 95 persen, dan margin of error lebih kurang 2,83 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/06/07472081/survei-litbang-kompas-tokoh-jadi-alasan-utama-memilih-dan-tidak-memilih