Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AD Belum Punya Batalion Artileri Medan di Maluku dan Papua

Kompas.com - 24/02/2023, 12:58 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Darat hingga kini belum mempunyai satu pun batalion artileri medan (armed) di wilayah Indonesia timur.

Kekosongan batalion armed ini khususnya untuk komando kewilayahan pertahanan Maluku dan Papua.

"Di bagian timur di Ambon, Maluku, kemudian di Papua ini kita masih belum memiliki batalion di sana," ujar Komandan Pusat Kesenjataan Armed (Danpussenarmed) Mayjen Yudhy Chandra Jaya dalam webinar bertajuk "Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Strategi Pertahanan Angkatan Darat" yang digelar LAB 45, Kamis (23/2/2023).

Baca juga: Perawatan Tank Leopard TNI AD Ikut Tersendat Akibat Perang Rusia-Ukraina

Sebagai informasi, armed merupakan satuan bantuan tempur TNI AD yang mengandalkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) kelas berat meriam.

Saat ini, Pussenarmed mempunyai berbagai koleksi meriam canggih buatan luar negeri.

Meriam tersebut meliputi, meriam 155 Nexter Caesar asal Perancis dan meriam 155 mm KH-179 produksi Korea Selatan.

Tak hanya itu, Korps Baret Cokelat ini juga mempunyai meriam Arbeba GS M109A4BE 155 mm Howitzer yang merupakan upgrade dari meriam M109A2 buatan Amerika Serikat yang dibeli pada 1984-1985.

Meriam canggih yang dimiliki TNI Angkatan Darat tersebut telah ditempatkan di setiap batalion armed di bawah naungan Komando Daerah Militer (Kodam) maupun Divisi Infanteri Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) 1, 2, dan 3.

Baca juga: Perawatan Tank Leopard TNI AD Ikut Tersendat Akibat Perang Rusia-Ukraina

Akan tetapi, khusus untuk wilayah Maluku dan Papua, TNI Angkatan Darat belum memiliki batalion armed.

Yudhy mengungkapkan, TNI Angkatan Darat hingga kini masih membutuhkan meriam untuk menambah kekuatan pertahanan.

Kebutuhan tambahan meriam ini khususnya untuk wilayah Indonesia timur.

"Di Indonesia bagian timur, ini masih kita kurang untuk penempatan meriam artileri medan baik ukuran 155 (mm) maupun yang 105 (mm)," katanya.

Yudhy menambahkan, kebutuhan tambahan meriam ini juga berhubungan langsung dengan rencana penambahan Kodam di setiap provinsi.

"Dengan adanya kebijakan dari Bapak KSAD nanti bahwa di setiap provinsi ini akan ada satu kodam tentunya dalam setiap kodam juga perlu adanya satu batalion armed yang disiagakan dalam mendukung operasi di wilayah teritorial tersebut," tegas dia.

Yudhy menyadari bahwa penambahan alutsista sangat bergantung pada anggaran yang disiapkan Kementerian Pertahanan maupun TNI Angkatan Darat.

"Apabila ada anggaran itu tentunya kita dengan senang hati kita akan bisa menunjukkan senjata-senjata mana yang dibutuhkan artileri medan Angkatan Darat," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Nasional
MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

Nasional
Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com