Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Warga Tewas Usai Ricuh di Wamena, Komnas HAM Turun Tangan

Kompas.com - 24/02/2023, 10:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) disebut bakal turun tangan selepas kericuhan di Sinakma, Wamena, Jayawijaya, Kamis (23/2/2023), yang menewaskan 9 warga sipil dan sejumlah warga lain luka-luka.

"Terkait peristiwa ini, Komnas HAM melakukan pemantauan," ujar Wakil Ketua Komnas HAM Abdul Haris Semendawai kepada Kompas.com pada Jumat (24/2/2023).

"Informasi lebih lanjut dan lebih detail sedang dikoordinasikan dengan dengan Komnas HAM Perwakilan Papua," lanjutnya.

Semendawai melanjutkan, pihaknya akan menyampaikan informasi lebih lanjut hasil pemantauan dan koordinasi dengan Komnas HAM Perwakilan Papua.

Baca juga: Ricuh di Wamena Tewaskan 9 Orang, TNI Siagakan Personel

Kronologi versi polisi, kasus tersebut bermula ketika dua orang warga Sinakma memberhentikan sebuah mobil pedagang kelontong dan menuduh mereka menculik seorang anak.

"Saat itu ada warga yang melapor kepada polisi dan kemudian Kapolres mendatangi lokasi kejadian untuk bernegosiasi dengan warga,"  kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo di Mimika, Kamis.

Benny menyebut, saat Kapolres Jayawijaya membujuk warga untuk menyelesaikan masalah di Mapolres, tiba-tiba ada sekelompok massa yang datang dan berteriak-teriak.

"Polisi kemudian memberi tembakan peringatan tapi tidak diindahkan massa yang justru semakin brutal," kata dia.

Baca juga: Ricuh karena Isu Penculikan Anak Pecah di Jayawijaya, 9 Tewas dan 6 Terluka

Menurut dia, perbantuan pasukan dari Brimob dan TNI yang datang ke lokasi kejadian tidak membuat massa mundur.

"Aparat keamanan kemudian terpaksa melepaskan tembakan ke arah massa sehingga dilaporkan ada sembilan warga tewas dan enam luka-luka," kata Benny.

Aktivis HAM Papua, Theo Hesegem, menyebutkan bahwa peristiwa ini juga melibatkan pembakaran terhadap rumah warga non-Orang Asli Papua (OAP). Saat kerusuhan mulai terjadi, polisi disebut sempat melontarkan gas air mata namun gagal mengendalikan massa.

Theo menyebutkan, jumlah korban luka mencapai sedikitnya 17 orang dan seluruhnya mengalami luka tembak. Sementara itu, dari sembilan korban tewas, lima di antaranya disebut mengalami luka tembak.

Dua korban tewas disebut merupakan warga non-OAP dengan luka bacok dan luka akibat tikaman anak panah.

Sementara itu, Benny mengaku belum bisa memastikan penyebab korban tewas karena masih dilakukan visum oleh tim kesehatan setempat dan investigasi penyidik di lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com