JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) pilihan mereka untuk menghadapi Pemilu 2024.
Deklarasi ini dilakukan PKS di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023). Anies pun hadir dalam acara deklarasi tersebut.
Dengan demikian, PKS menjadi partai kedua yang telah mendeklarasikan Anies sebagai bakal calon presiden 2024. Adapun Nasdem sudah lebih dulu melakukan deklarasi pada Oktober 2022.
Baca juga: Deklarasikan Anies Baswedan Jadi Capres, Kader PKS: Orangnya Amanah, Humble...
Akan tetapi, di balik deklarasi ini, PKS mengaku kerap mendapat ancaman hingga rayuan agar tidak mendeklarasikan Anies Baswedan menjadi capres pada Pemilu 2024.
Sekitar satu jam sebelum deklarasi, ada kejadian menarik yang terjadi saat Anies Baswedan hendak diantar ke kantor DPP PKS
Kuda yang Anies tumpangi sempat mengamuk dan tidak mau jalan ke kantor PKS.
Hal tersebut terjadi di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan. PKS menyiapkan rombongan delman untuk mengantar Anies.
Sebelum menaiki delman, Anies mengatakan, perjalanannya ke PKS pasti akan menyenangkan.
"Seru nih naik delman," ujar Anies kepada awak media.
Baca juga: Momen Kuda Delman Anies Sempat Mengamuk, Tak Mau Jalan ke Markas PKS
Ketika delman Anies bersiap-siap untuk berangkat ke kantor PKS, ternyata kuda yang membawanya sempat menolak berjalan.
Bahkan, kuda itu sempat mengamuk dengan menyeruduk ke orang-orang yang ada di sisi kiri delman.
Momen menegangkan itu kembali berlanjut ketika kuda berjalan mundur. Akibatnya, delman yang Anies tumpangi turut ikut mundur.
Wajah Anies tampak terlihat tegang ketika kuda itu sempat mengamuk.
Sontak, para kusir yang ada di lokasi mencoba menenangkan kuda Anies itu.
Sejumlah petugas tampak meminta awak media dan kader PKS untuk menjauh dan memberikan ruang bagi kuda tersebut.
"Mundur, mundur. Ini kudanya stres," teriak salah satu petugas.
Setelah beberapa saat, barulah kuda yang Anies tumpangi mau berjalan. Delman Anies pun berangkat menuju kantor DPP PKS.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengumumkan hasil Musyawarah Syura PKS VIII bahwa Anies Baswedan menjadi bakal capres untuk Pilpres 2024.
"Alhamdulillah pembahasan mengerucut sosok yang dimaksud itu jatuh pada Anies Rasyid Baswedan. Kita usung beliau menjadi tokoh nasional. Dan Allah takdirkan sebagai presiden," ujar Syaikhu.
Baca juga: Usai Deklarasi, Presiden PKS Instruksikan Semua Kader Kenalkan Anies ke Seluruh Indonesia
Anies pun menerima pencalonan dirinya dari PKS untuk menjadi bakal Capres 2024. Dia merasa sangat terhormat karena sudah resmi dideklarasikan oleh PKS.
"Hari ini izinkan dengan kerendahan hati dan berharap ridho dan pertolongan Allah SWT, kami merasa sangat terhormat untuk secara resmi menerima pencalonan sebagai capres RI tahun 2024-2029 dari PKS," ujar Anies.
Anies mengungkapkan, kini dirinya sudah masuk ke dalam babak baru usai menuntaskan pekerjaan di DKI Jakarta.
Menurutnya, ia kini mendapat sebuah amanat yang besar dengan menjadi capres.
"Siap untuk kerja keras, siap untuk kerja keras dengan partai usung yang sudah dan akan bergabung dalam sebuah berikhtiar untuk memajukan Indonesia, membawa perubahan bagi perbaikan. Bismillah perjalanan ini insya Allah jadi perjalanan yang dapat rida Allah," kata Anies.
Anies mengatakan bahwa PKS melewati perjalanan panjang dalam mendeklarasikan dirinya menjadi bakal capres 2024. Anies mengatakan, PKS menerima banyak rayuan, tekanan, hingga ancaman dalam prosesnya.
"Saat PKS melewati perjalanan untuk memutuskan, PKS melewati jalan perjuangan yang tidak mudah. Banyak rayuan, banyak tekanan, dan juga mungkin ada ancaman," ujar Anies di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Namun demikian, Anies mengatakan, PKS memilih untuk tetap berpegang teguh pada prinsip yang mereka punya. Di mana, apa yang mereka lakukan ini adalah perjuangan untuk kemajuan dan demi perbaikan bangsa.
Baca juga: Anies Sebut PKS Dapat Ancaman karena Usung Dirinya, Syaikhu: Wajarlah dalam Politik
Presiden PKS Ahmad Syaikhu pun menegaskan tawaran dan rayuan yang diterima PKS itu adalah hal yang wajar.
"Tentu kaitan tawaran dan rayuan, saya kira wajar lah dalam setiap politik. Saya kira hal-hal seperti itu akan mungkin sangat terjadi," ujar Syaikhu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.