JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) punya keinginan kuat buat menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.
Pasalnya, Ketua Umum Partai Demokrat itu bolak-balik bertemu dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, partai yang pertama kali mendeklarasikan dukungan buat Anies maju sebagai calon RI-1.
"Tampaknya Demokrat akan berusaha sekuat tenaga untuk mendorong ketua umumnya menjadi cawapres pendamping Anies," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (23/2/2023).
"Hal itu bagian dari strategi untuk bertahan (survivability) Demokrat yang tidak menuntut kompensasi lain untuk mewujudkan syarat presidential threshold 20 persen," tuturnya.
Baca juga: Disambut Hujan, Surya Paloh Temui AHY di Markas Demokrat
Menurut Umam, tak ada yang salah dengan keinginan AHY itu. Apalagi, menurut hasil survei lintas lembaga, elektabilitas Anies bakal terdongkrak signifikan jika disandingkan dengan AHY pada pemilu mendatang.
AHY berpeluang memberikan insentif elektoral kepada Anies, lantaran putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu punya kendaraan politik besar di bawah bendera Partai Demokrat.
Menyandingkan Anies dengan AHY yang datang dari partai bercorak nasionalis juga dinilai mampu menggeser citra mantan Gubernur DKI Jakarta itu dari sayap "kanan konservatif" ke "poros tengah".
Oleh karenanya, seandainya Anies-AHY benar-benar berlayar, karakter politik moderat dan nasionalis-religius bakal lebih kuat.
"Jika pesan ini disosialisasikan dengan baik dan dideklarasikan lebih cepat, maka berpeluang menghadirkan snowball effect yang bisa mengonsolidasikan basis pemilih loyal yang bersumber dari swing voters dan undecided voters," ujar Umam.
Baca juga: Elektabilitas Anies Turun, Surya Paloh Sebut 3 Parpol Bakal Koalisi Perubahan Saling Menguatkan
Selanjutnya, jika Anies-AHY mampu mengonsolidasikan basis kekuatan pemilih moderat dari segmen Islam dan nasionalis yang umumnya tersebar di wilayah Jawa, keduanya diprediksi punya kans besar buat menang.
Pada saat yang sama, Anies-AHY juga dinilai berpeluang mengonsolidasikan basis pemilih muda dan perempuan, terutama Ibu-ibu yg menjadi effective political endorser di lingkup keluarga.
"Artinya, pasangan Anies-AHY merupakan win-win solution dalam negosiasi antara Nasdem dan Demokrat," kata Umam.
Umam pun menilai, pernyataan Surya Paloh soal AHY "lebih dari pantas" mendampingi Anies menandakan bahwa Koalisi Perubahan tidak resisten terhadap wacana duet Anies-AHY.
Pernyataan Surya itu bisa menjadi sinyal menguatnya rencana koalisi Nasdem, Demokrat, PKS yang selama ini tampak masih terganjal alotnya pembahasan cawapres.
Jika memang proses negosiasi cawapres antara Nasdem, Demokrat, dan PKS sudah selesai, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Koalisi Perubahan bakal mengukuhkan kerja sama sekaligus mendeklarasikan cawapres Anies.
"Koalisi Perubahan berpeluang menjadi gerbong koalisi pertama yang memiliki infrastruktur politik yang lebih lengkap, dan sudah selesai dengan perdebatan capres-cawapres yang kini masih menghantui koalisi-koalisi lain," tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Untuk diketahui, baru-baru ini Surya Paloh bertemu dengan AHY di Kantor DPP Partai Demokrat. Usai pertemuan, Surya Paloh mengatakan, AHY layak menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
“Kalau ditanya pantas, sekali lagi saya katakan, lebih dari pantas,” kata Surya di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Baca juga: Sudah Kunjungi AHY di Markas Demokrat, Kapan Surya Paloh Datang ke PKS?
Pun demikian, Surya mengungkapkan, AHY tidak keberatan jika tidak dipilih menjadi calon RI-2 pendamping Anies.
“Ketika apa yang saya pahami bagi seorang AHY, cawapres boleh, enggak cawapres juga boleh. Itu pemahaman saya, mudah-mudahan saya yakin tidak salah,” ucapnya.
Surya pun menegaskan bahwa penentuan cawapres tetap berada di tangan Anies.
Adapun sejak awal Oktober 2022 Nasdem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres Pemilu 2024. Saat itu, Nasdem menyatakan bahwa perihal cawapres sepenuhnya diserahkan ke Anies.
Dalam perjalanannya, Demokrat dan PKS juga menyatakan dukungan buat mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut tampil sebagai calon RI-1.
Sejak lama, Nasdem, Demokrat, dan PKS telah berencana membentuk kongsi bernama Koalisi Perubahan, namun hingga kini belum juga resmi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.