Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut AHY Berpotensi Jadi Capres-Cawapres, Jokowi Dinilai Ingin Hormati dan Senangkan Oposisi

Kompas.com - 20/02/2023, 12:18 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dinilai ingin menghormati Partai Demokrat dengan menyebut sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai figur yang berpeluang menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, pernyataan Jokowi itu tak mengandung dukungan politik tertentu.

"Saya melihatnya untuk menghormati, untuk menyenangkan AHY yang hadir di acara Harlah PPP," kata Ujang kepada Kompas.com, Senin (20/2/2023).

Baca juga: Deretan Tokoh yang Disebut Jokowi Berpotensi Jadi Capres-Cawapres, dari Prabowo hingga AHY

Tak hanya ke AHY saja, menurut Ujang, Jokowi tampak hendak menyenangkan seluruh pihak yang hadir di acara Hari Lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-50, Jumat (17/2/2023) kemarin.

Buktinya, presiden menyapa sejumlah tokoh di acara itu dan menyebut potensi mereka sebagai capres-cawapres, mulai dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menko Polhukam Mahfud MD, hingga Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Justru, jika Jokowi tak turut menyebut nama AHY, etika politik presiden bakal jadi perdebatan.

"Saya melihat, ini hanya ingin menyenangkan, ingin sama-sama menghormati semua kandidat capres-cawapres yang ada tersebut sehingga disebutkan semuanya, entah mereka yang ada di koalisi pemerintahan maupun di pihak oposisi seperti AHY," ucap Ujang.

Lebih lanjut, Ujang berpandangan, pernyataan Jokowi soal sosok yang berpotensi jadi capres-cawapres itu hanya sekadar endorsement atau dukungan basa-basi biasa.

Pernyataan presiden tersebut dinilai tidak mencerminkan preferensi politik Jokowi untuk Pemilu 2024.

"Saya melihat ini memang endorsement, tapi dalam konteks endorse-nya basa-basi yang semua orang bisa disebut, semua capres disebut. Artinya ini bukan dukungan murni, kalau dukungan murni itu satu capres dan cawapres," kata Ujang.

Ujang pun berpendapat, pernyataan Jokowi itu tak akan berpengaruh terhadap elektabilitas para tokoh yang disebut.

Kecil kemungkinan basis massa Jokowi memberikan dukungan mereka untuk tokoh yang disebut presiden berpotensi jadi capres-cawapres, namun secara beramai-ramai.

"Berbeda seandainya Jokowi meng-endorse satu nama atau satu capres dan cawapres, itu baru punya kekuatan, baru punya roh, punya dorongan, daya dongkrak dan pergerakan untuk bisa memengaruhi dukungan publik," tutur Ujang.

Baca juga: Di Harlah PPP, Jokowi Sebut Para Kandidat Capres 2024: Prabowo, Erick Thohir, Hingga AHY

Sebelumnya diberitakan, sejumlah nama disebut-sebut Presiden Jokowi sebagai kandidat potensial capres dan cawapres Pemilu 2024.

Nama-nama itu terdiri dari beberapa menteri dan ketua umum partai politik yang hadir dalam acara Hari Lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-50, Jumat (17/2/2023).

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com