JAKARTA, KOMPAS.com - Subvarian Omicron XBB 1.5 atau Kraken sudah menyebar di Indonesia. Kini, sudah ada tiga kasus XBB 1.5 di Tanah Air menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, kasus pertama kali ditemukan dari orang Polandia yang tengah berada di Indonesia.
Warga asal Polandia tersebut datang ke Jakarta pada tanggal 6 Januari 2023. Lalu, berkunjung ke Balikpapan sehari setelahnya, yakni pada tanggal 7 Januari 2023.
Setelah melakukan tes PCR, ia dinyatakan positif Covid-19 subvarian XBB 1.5.
"Kemudian dia (lakukan pemeriksaan) rapid antigen (hasilnya) negatif. Tanggal 11 Januari, dia mau naik kapal jadi PCR sebagai syarat masuk kapal, dan hasilnya positif," ujar Budi.
Baca juga: Kenali Gejala Covid Varian Kraken Omicron XBB 1.5
Kasus kedua Kraken ditemukan pada seorang wanita berusia 47 tahun yang berdomisili di Pamulang, Tangerang Selatan.
Informasi tersebut dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu pada Rabu (1/2/2022).
Mulanya, kasus terdeteksi pada tanggal 31 Januari 2021 setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium PCR dan whole genome sequencing (WGS).
"Betul (ada penambahan kasus). Perempuan 47 tahun berdomisili di Pamulang, Tangsel," kata Maxi kepada wartawan, Rabu (1/2/2023).
Baca juga: Kasus Kraken di Tangsel Sudah Sembuh, Gejalanya Ringan
Diketahui, wanita itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang baru pulang umrah dari Tanah Suci dan sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama.
Booster pertama ia dapatkan tanggal 12 Februari 2022. Efektivitas vaksin biasanya menurun jika pemberian sudah lebih dari 6 bulan.
Di sisi lain, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, masyarakat yang sudah mendapat vaksin Covid-19 dosis lengkap memang tidak menutup kemungkinan untuk terinfeksi.
Baca juga: Kasus Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Pamulang Baru Pulang Umrah
Namun, vaksin dapat menurunkan risiko penularan.
Vaksin masih sangat efektif untuk mencegah sakit berat saat terinfeksi Covid-19. Tingkat kematian pada kasus terinfeksi Covid-19 yang sudah mendapat vaksinasi pun lebih rendah.
"Vaksin menurunkan resiko penularan, tapi bukan berarti tidak ada penularan. Terhadap sakit berat dan kematian perlindungan vaksin mencapai lebih dari 95 persen," ucap Nadia, Kamis.