Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pleidoi dan Siasat Ferdy Sambo agar Terhindar dari Dakwaan Pembunuhan Berencana...

Kompas.com - 25/01/2023, 09:27 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Editor


JAKARTA, KOMPAS.com - Isi pleidoi atau nota pembelaan Ferdy Sambo dinilai sebagai siasat agar terhindar dari segala dakwaan dalam pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Anggapan itu berangkat dari pembelaan Sambo yang tetap bersikeras pembunuhan terhadap Yosua tidak terencana.

Karena itu, pembelaan tersebut dianggap sebagai usaha Sambo agar bisa lepas dari dakwaan pembunuhan berencana.

Dituntut penjara seumur hidup

Secara keseluruhan, ada lima terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana ini. Mereka adalah Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, Sambo, Putri Candrawathi, dan Richard Eliezer atau Bharada E.

Pada pokoknya, kelima terdakwa itu dinilai jaksa terbukti bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap Yosua yang direncanakan terlebih dahulu, sebagaimana diatur dan diancam dalam dakwaan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Baca juga: Tanggapan Eks Anak Buah Usai Ferdy Sambo Dituntut Seumur Hidup

Kuat, Putri, dan Ricky Rizal dituntut delapan tahun penjara. Sementara, Richard Eliezer dituntut 12 tahun penjara. Sedangkan, Sambo dituntut penjara seumur hidup.

Tak terencana

Dalam nota pembelaannya, Sambo mengklaim pembunuhan terhadap Brigadir J benar-benar tidak terencana.

Sambo mengaku pembunuhan terhadap Yosua terjadi karena ia tengah diliputi rasa emosi setelah Yosua diduga memperkosa istrinya, Putri Candrawathi.

"Sejak awal saya tidak merencanakan pembunuhan terhadap korban Yosua karena peristiwa tersebut terjadi begitu singkat dan diliputi emosi mengingat hancurnya martabat saya juga istri saya yang telah menjadi korban perkosaan," kata Sambo dalam pleidoinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Baca juga: Ferdy Sambo Klaim Pembunuhan Yosua Tidak Terencana

Dalam kesempatan itu juga, Sambo menyampaikan, selama menjalani pemeriksaan, ia telah berupaya untuk menyajikan semua fakta yang diketahuinya.

Bahkan, ia mengklaim telah mendorong saksi maupun terdakwa lain, sebagaimana dalam keterangan terdakwa Kuat untuk mengungkap skenario tidak benar saat pemeriksaan di tempat khusus (patsus), pada tingkat penyidikan.

Sambo juga menyampaikan, dirinya telah mengakui cerita tidak benar mengenai tembak-menembak di rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Saya telah menyesali perbuatan saya, meminta maaf dan siap bertanggungjawab sesuai perbuatan dan kesalahan saya," tegas dia.

Sambo juga menyatakan bahwa ia telah berupaya untuk bersikap kooperatif selama menjalani persidangan dan menyampaikan semua keterangan yang diketahuinya.

Selain itu, ia merasa telah mendapatkan social punishment atau hukuman dari masyarakat yang begitu berat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com