Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otak-atik Prabowo-Muhaimin: Kelebihan dan Tantangan untuk Pilpres 2024

Kompas.com - 18/01/2023, 06:04 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

Kedua, PKB dan Gerindra memiliki kesamaan yakni sama-sama merupakan parpol yang kepemimpinannya dikontrol secara terpusat.

Baca juga: Banyak Nama Dibahas Jadi Cawapres Prabowo, Gerindra: Yang Mendominasi Nama Cak Imin

Apalagi, bergabungnya dua parpol tersebut telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi DPR RI.

Umam menilai, keputusan pengusungan Prabowo-Muhaimin tak akan memicu perpecahan di internal parpol.

“Sehingga keputusan keduanya untuk bersatu, hampir tidak akan memunculkan riak-riak politik di internal partainya masing-masing,” katanya.

Tanpa kompetitor yang sama kuatnya, lanjut Umam, Prabowo-Muhaimin sangat berpotensi memenangkan Pilpres 2024.

“Jika lawannya kurang kompetitif, pasangan Prabowo-Muhaimin berpotensi moncer,” ungkap dia.

Prabowo masih ragu

Di sisi lain, Umam memandang Prabowo masih menyimpan keraguan untuk berpasangan dengan Muhaimin.

Mantan Danjen Kopassus itu dinilai belum yakin Muhaimin bakal meningkatkan elektabilitas keduanya sehingga membawa kemenangan pada Pilpres 2024.

“Akibatnya, negosiasi Gerindra-PKB menjadi alot,” tuturnya.

Baca juga: Sebagai Kader, Sandiaga Dinilai Mesti Patuh dan Loyal terhadap Prabowo

Dia menambahkan, keraguan Prabowo itu menguat karena hubungan PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang tampak renggang. Sehingga, berdampak pada suara basis NU yang tak terkonsilidasi dengan baik seperti pada dua pilpres sebelumnya.

“Renggangnya komunikasi antara Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Muhaimin akan membuat struktur NU otomatis tidak berjalan beriringan dengan permainan politik PKB,” kata dia.

Selain itu, Umam mengatakan, para kiai dan ulama NU masih banyak yang belum sepaham dengan langkah politik Prabowo yang dinilai memanfaatkan isu politik agama dalam Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta 2017, maupun Pilpres 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com