Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Nasib Ganjar Pranowo: Melejit di Dunia Maya, Nyelekit di Dunia Nyata

Kompas.com - 13/01/2023, 14:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEORANG teman berkomentar,"jika saya adalah Ganjar, sudah jauh hari saya mundur tak mau bergabung lagi dengan partai yang dipimpin seperti Megawati. Ganjar mau didikte begitu rupa dan menurut saja apa maunya."

Benar kata orang, nasibnya memang moncer di dunia maya, tapi di dunia nyata, bahkan dilirik dan disebut dalam acara paling kolosal PDIP saja tidak, apalagi sampai kebagian tumpeng.

Sah-sah saja argumen itu muncul, karena begitulah realitas politik. Maka pemain politik memang butuh mental baja dan “kuat hati”, yang tidak kuat silahkan mundur teratur.

Senasib seperti SBY

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Megawati Soekarnoputri saat perayaan HUT ke-50 PDI P di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/01/2023).KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Megawati Soekarnoputri saat perayaan HUT ke-50 PDI P di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/01/2023).
Ganjar Pranowo sebagai salah satu kader terbaik PDIP, sampai dengan detik ini masih menggunakan keyakinan dan akal sehatnya untuk tetap kukuh pendirian, menunggu komando dari atasannya.

Selama masih dipercaya memimpin Jawa Tengah dalam kapasitas sebagai kader PDIP, ia hanya bertugas menjalankan perintah saja.

Padahal publik begitu geregetan atas perilaku dan tindakan institusi partai dan para petinggi yang mempersoalkan pelanggaran disiplin kader, justru pada saat elektablitas naik pesat dan dianggap sebagai ancaman terhadap partainya sendiri.

Dalam acara HUT ke-50 PDIP, perlakuan terhadap Ganjar yang seolah diabaikan terjadi lagi. Sosok Ganjar tak tersorot di acara yang digelar di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2023), tersebut.

Termasuk dalam materi pidato satu setengah jam Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, nama Gubernur Jawa Tengah itu tidak sedikit pun disebut. Bisa jadi berkaitan kinerjanya sebagai Gubernur, begitu juga barangkali dengan keputusannya untuk nyapres yang sepihak.

Apakah ini bagian dari strategi PDIP dalam hal ini Megawati karena secara politis publik masih menyimpan dua nama kandidat capres PDI-P, berkutat antara Ganjar Pranowo atau Puan Maharani.

Bahkan ketika bergema teriakan “Ganjar Presiden” pun, Megawati bergeming meresponsnya. Menjadi semacam gerakan tutup mulut dan tutup telinga.

Ganjar juga tak diperlakukan spesial sebagaimana elite-elite partai. Dia tidak mendapat potongan tumpeng dari Megawati, juga tak duduk di barisan kursi tamu terdepan.

Meski namanya digadang-gadang sebagai kandidat calon presiden terkuat PDI-P untuk Pemilu 2024, kehadiran Ganjar terasa biasa-biasa saja. Duduk berimpitan. Tidak ada kursi spesial buatnya.

Ganjar duduk berimpitan bersama kader-kader lainnya. Kursi yang ditempati Ganjar juga bukan barisan terdepan. Ganjar tampak duduk di barisan ketiga. Tumpeng dari Megawati dibagi untuk Jokowi hingga Puan, tak ada untuk Ganjar.

Pastinya, jika sekali saja Megawati memberi perhatian pada Ganjar, dengan segera forum akan menyambutnya dengan antusias, hal inilah yang dihindari oleh Megawati. Hanya saja peristiwanya terlalu jomplang untuk kader sekelas Ganjar.

Dejavu kisah 2004

Ketika SBY dalam pemilu 2004, memenangkan pemilu dalam dua putaran membuat hubungan Megawati-SBY semakin memburuk. Menjelang akhir jabatannya, Megawati masih memimpin upacara peringatan HUT TNI.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com