Presiden kelima RI tersebut juga tak luput menyinggung beberapa nama pejabat negara seperti Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Baca juga: Megawati Sebut Capres PDI-P adalah Kader, Ganjar: Sabar....
Sederet nama menteri Kabinet Indonesia Maju juga disebut-sebut Mega seperti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD; Menteri Pendayagunaan Apratur Negara, Reformasi, dan Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas; dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Berulang kali Megawati juga menyinggung Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, lalu Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Solo yang juga mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Selain itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hingga Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim juga tak lepas dari perhatian Megawati.
Bahkan, di sela-sela pidatonya, Megawati sempat memperkenalkan dua cucunya yang hadir, yang tak lain anak dari Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
Tak sekali pun sosok Ganjar disinggung. Seolah tak mendapat tempat spesial, Ganjar tak duduk di deretan kursi tamu terdepan bersama para pejabat negara dan elite PDI-P.
Baris kursi terdepan itu diisi oleh Megawati, Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin. Ada pula putra-putri Megawati, Puan Maharani dan Prananda Prabowo, lalu Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dan Sekjen Hasto Kristiyanto.
Sementara, Ganjar tampak duduk di barisan kursi ketiga bersebelahan dengan kader-kader PDI-P lainnya.
Saat prosesi pemotongan tumpeng, Megawati hanya didampingi beberapa nama seperti Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, Puan Maharani, Prananda Prabowo, Hasto Kristiyanto, Pramono Anung, dan Olly Dondokambey. Lagi-lagi, tak ada sosok Ganjar.
Melihat ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyebutkan, kehadiran Ganjar di acara HUT ke-50 PDI-P seolah menjadi ironi.
Menurut dia, ini tak lepas dari gaduh pencalonan presiden PDI-P untuk Pemilu 2024. Oleh para kader, sejak lama Ganjar digadang-gadang menjadi calon presiden (capres).
Sementara, dukungan elite partai banteng tampak lebih mengarah ke putri mahkota, Puan Maharani.
"Ganjar di internal dipinggirkan, di eksternal banyak yang dukung karena memang polanya seperti itu, karena di internalnya ada Mbak Puan," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).
Ujang mengatakan, wajar jika elite PDI-P lebih menginginkan Puan jadi capres. Sebab, Ketua DPR RI itu punya hak istimewa, sebagai putri Megawati sekaligus pewaris darah Soekarno.
Sementara, meski punya modal elektabilitas besar, Ganjar bukan berasal dari trah Bung Karno.