Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Sinyal Politik Jokowi Memang untuk Ganjar Pranowo

Kompas.com - 03/12/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahkan tanpa memberikan sinyal kuat seperti itu pun, para peserta hampir pasti akan mendukung Prabowo.

Jadi sangat mudah bisa dipahami bahwa ketika itu Jokowi tidak sedang memberikan sinyal kepada relawannya, tapi kepada kader, relawan, dan simpatisan yang memang sudah mendukung Prabowo.

Artinya, secara kontekstual, pernyataan tersebut tidak bermakna bahwa Jokowi sedang mengarahkan relawannya untuk mendukung Prabowo.

Pernyataan dukungan positif Jokowi kepada Prabowo tidak berbeda dengan pernyataan dukungan Jokowi kepada Airlangga Hartarto di acara resmi Partai Golkar dan di tengah-tengah kader Golkar.

Tentu Jokowi akan memberikan pujian dan segala macam impresi positif Jokowi atas Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar.

Tapi lagi-lagi Jokowi berbicara kepada kader Golkar yang sudah hampir pasti akan mendukung apapun keputusan politik Airlangga Hartarto, alias bukan kepada pendukung Jokowi sendiri, yang nyatanya belum tentu mendukung Airlangga.

Karena itu, pernyataan Jokowi di acara Partai Golkar setara dengan pernyataan Jokowi terhadap Prabowo Subianto, yakni bagian dari narasi pragmatisme politik Jokowi semata, tak lebih.

Namun berbeda dengan munculnya kata kunci "rambut putih" beberapa hari lalu. Pernyataan tersebut jelas-jelas disampaikan di acara yang memang didedikasikan untuk Jokowi dan di tengah-tengah puluhan ribu relawan Jokowi sendiri.

Artinya, segala pesan yang disampaikan Jokowi memang dimaksudkan untuk memberi arah dan pedoman kepada semua relawan dan pendukung Jokowi, bukan kepada pendukung dan relawan kandidat lain.

Pandeknya, Jokowi memang sedang memperjelas sikap politiknya terhadap Ganjar Pranowo yang selama ini kurang terlalu jelas terlihat.

Pertama, sebagaimana saya sampaikan di awal tulisan, bahwa dari ketiga bakal calon presiden yang sedang naik daun, hanya Ganjar Pranowo yang layak direpresentasikan oleh kata-kata "berambut putih. "

Kita memang tak pernah mendengar narasi politik selama ini di Indonesia yang mengaitkan simbol "rambut putih" selain dengan Ganjar Pranowo.

Dengan kata lain, arah kata-kata Jokowi memang tertuju kepada Ganjar Pranowo, bukan kepada Prabowo Subianto, Anies Baswedan, apalagi Puan Maharani.

Kedua, Jokowi berbicara langsung kepada basis pemilihnya, yakni relawan politik Jokowi sendiri. Artinya, Jokowi memang sedang mengarahkan basis pemilihnya untuk mendukung dan memilih Ganjar Pranowo dalam pemilihan presiden 2024 mendatang.

Dan saya kira, sinyal tersebut sudah lebih dari cukup bagi relawan dan basis pendukung Jokowi untuk memahami bahwa Jokowi memang sedang memberikan sinyal dukungan kepada Ganjar Pranowo.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com