Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Diharap Tanyakan 7 Poin Persoalan di Uji Kelayakan Calon Panglima TNI

Kompas.com - 01/12/2022, 17:57 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat pertahanan sekaligus Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf, mengatakan terdapat 7 hal yang sebaiknya ditanyakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap Calon Panglima TNI KSAL Laksamana Yudo Margono yang akan digelar besok, Jumat (2/12/2022).

Hal pertama, kata Al Araf, DPR harus memastikan komitmen calon Panglima TNI supaya militer tidak terseret kegiatan politik praktis.

Menurut dia komitmen itu harus ditanyakan mengingat waktu pemilihan umum (Pemilu) 2024 semakin dekat dan juga keterlibatan TNI dalam politik praktis dilarang dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI.

Baca juga: Yudo Margono Jalani Fit and Proper Test Calon Panglima TNI Besok, Komisi I: Digelar Terbuka

Al Araf melanjutkan, hal yang kedua mesti ditanyakan DPR kepada Yudo adalah soal komitmen perubahan pola pendekatan keamanan di Papua dari represif menjadi persuasif.

Sebab menurut dia, selama ini pola pendekatan keamanan di Papua masih represif dan berlebihan sehingga menimbulkan berbagai kasus kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Oleh karena itu panglima TNI yang baru perlu mengevaluasi pola pendekatan keamanan di Papua yang selama ini represif," kata Al Araf dalam keterangan kepada Kompas.com, Kamis (1/12/2022).

Poin ketiga yang perlu ditanyakan dalam fit and proper test itu adalah evaluasi terhadap anggota TNI aktif yang menduduki jabatan sipil. Sebab hal itu melanggar UU TNI.

Baca juga: Fit and Proper Test Calon Panglima TNI Laksamana Yudo Digelar Besok

Lantas poin keempat, kata Al Araf, adalah DPR harus meminta komitmen dari Yudo buat mengevaluasi semua nota kesepahaman antara TNI dengan berbagai instansi sipil dengan dalih tugas selain perang (operasi militer selain perang/OMSP) yang juga bertentangan dengan UU TNI.

"Kelima mendukung agenda reformasi dan transformasi TNI meliputi reformasi peradilan militer, modernisasi alutsisa secara transparan dan akuntabel serta meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI," ucap Al Araf.

Hal keenam menurut Al Araf adalah DPR harus meminta komitmen calon Panglima TNI terhadap penghormatan HAM, sehinga prajurit yang melanggar Undang-undang dapat diajukan dalam pengadilan yang independen.

Lantas poin terakhir adalah DPR harus mendalami strategi dan pemikiran calon Panglima TNI buat mengantisipasi ancaman eksternal, seperti sengketa di Laut China Selatan dan peperangan antara Rusia dan Ukraina.

Baca juga: Tugas Calon Panglima: Wujudkan Visi Poros Maritim Dunia hingga Pastikan Keamanan Provinsi Baru di Papua

Adapun Komisi I DPR bakal menggelar uji kelayakan dan kepatuhan terhadap Calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono pada Jumat (2/12/2022).

Kegiatan itu direncanakan akan digelar bertahap. Pertama verifikasi administrasi pada pukul 10.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan uji kelayakan dan kepatutan pada pukul 13.30 WIB.

Dalam uji kelayakan dan kepatutan itu DPR akan memberikan waktu selama 30 menit bagi Yudo buat menyampaikan visi dan misinya.

Setelah itu dilakukan tanya jawab oleh seluruh fraksi dan masing-masing diberi waktu 7 menit.

Baca juga: Pelanggaran HAM di Papua Jadi PR Turun-temurun Panglima TNI

Yudo diberikan waktu 20 menit buat menjawab pertanyaan dari seluruh fraksi di Komisi I DPR. Setelah itu Komisi I DPR akan memutuskan bakal menyetujui atau menolak calon Panglima TNI yang diajukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

Setelah seluruh tahapan selesai, anggota Komisi I DPR bakal mengunjungi kediaman Yudo buat melakukan verifikasi faktual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com