Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekecewaan Keluarga Korban Gagal Ginjal Akut: "Anak Saya Hanya Sebatas Angka Kematian"

Kompas.com - 25/11/2022, 06:09 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum keluarga korban gagal ginjal akut pada anak, Awan Puryadi membeberkan kisah para kliennya.

Ia mengatakan salah satu kliennya merasa kematian anaknya tidak benar-benar menjadi perhatian pemerintah.

Sebaliknya, pemerintah dinilai hanya hanya fokus pada data statistik belaka.

“Jadi seakan-akan sampai orang tua korban bilang,’Anak saya itu sekarang hanya berupa angka, angka kematian,’” papar Awan dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Keluarga Korban Gagal Ginjal Akut Disebut Trauma Berikan Obat Sirup ke Anak

Menurut dia, para korban merasa tak ada upaya signifikan pemerintah untuk menyelamatkan korban.

Sehingga, keluarga korban merasa tidak ada pihak yang benar-benar memperjuangkan keselamatan sang buah hati.

Pihak rumah sakit pun kelabakan dan mengalami kebingungan mengatasi kasus gagal ginjal anak.

“Artinya secara individu, saya merasa anak saya sudah hilang sebelum meninggal,” tutur Awan menceritakan keluhan keluarga korban.

“Bayangkan lho Mas, kemarin masih main bola, orang biasanya sakit, pilek, sakit panas, diminumkan obat di sekitarnya (dan sembuh),” sambungnya.

Bahkan banyak keluarga korban yang ditemuinya mengaku belum mendapatkan kompensasi apapun dari pemerintah.

Awan merasa hal ini merupakan sikap abai pemerintah pada masyarakat.

Pasalnya, para korban mengalami gagal ginjal akut karena ada kelalaian dalam pengawasan bahan berbahaya sebagai campuran obat sirup anak.

“Ini bukan karena dia (korban) terkena penyakit yang genetik loh, ini keracunan, secara sistem ada yang bertanggung jawab, tapi sampai sekarang enggak ada,” imbuhnya.

Baca juga: Update Gagal Ginjal: Total 324 Kasus, 113 Sembuh, 200 Orang Meninggal

Adapun Awan menjadi kuasa hukum 12 keluarga korban gagal ginjal akut pada anak yang tengah mengajukan gugatan pada 9 lembaga yang dinilai bertanggung jawab.

Sembilan lembaga itu mulai dari perusahaan farmasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Kesehatan.

Para keluarga korban meminta tergugat memberikan kompensasi, gugatan itu telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).

Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes per 23 November 2022, terdapat 324 kasus gagal ginjal akut pada anak.

Dari jumlah tersebut, 113 anak dinyatakan sembuh, 200 anak dinyatakan meninggal dunia, dan 11 anak masih dalam perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com