JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani menagih Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengirim Surat Presiden (Surpres) penggantian Panglima TNI segera dikirim ke DPR sebelum masa sidang periode ini ditutup pada Desember 2022.
Pasalnya, Panglima TNI yang saat ini menjabat, Jenderal Andika Perkasa, akan memasuki masa pensiunnya pada bulan Desember 2022.
"Saya tentu saja meminta sebelum reses atau penutupan masa sidang dari DPR suratnya sudah diterima oleh Ketua DPR," ujar Puan saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2022).
Puan menjelaskan, saat ini DPR masih akan melaksanakan sidang hingga pertengahan Desember 2022.
Baca juga: Sederet Tantangan Calon Panglima TNI Pengganti Jenderal Andika Perkasa
Dia yakin Jokowi sudah bergerak untuk menentukan mekanisme dari pemilihan calon Panglima TNI selanjutnya.
Pastinya, Panglima TNI akan dipilih dari tiga kepala staf angkatan.
Mereka adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.
"Saya meyakini bahwa pasti sudah ada mekanisme yang sudah dilakukan oleh Presiden, karena memang suratnya nanti akan melalui Presiden pada Ketua DPR," tuturnya.
Baca juga: Isu Yudo Margono Calon Panglima, Pengamat: Sejak Era Jokowi, TNI AL Belum Dapat Jatah
"Siapa, bagaimana, bagaimana calon yang akan dipilih, apakah itu terkait dengan kinerja dan lain-lain, tentu saja Presiden sudah mempunyai pertimbangan terkait dengan hal itu," imbuh Puan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus mengatakan, pihaknya berharap Surpres penggantian Panglima TNI dapat dikirimkan ke DPR sebelum 25 November 2022.
"Ya kita tunggu, tapi kita sudah ada informasi akan diproses karena waktu kita masih ada kok untuk proses ya. Mungkin kita tinggal tunggu saja apakah calonnya satu atau dua ya kita menyesuaikan aja," kata Lodewijk.
Lodewijk kemudian menyoroti agenda pemerintah yang padat beberapa waktu belakangan.
Misalnya, agenda presidensi G20 Indonesia di Bali dinilai sebagai salah satu faktor belum dikirimkannya Surpres pengganti Panglima TNI ke DPR.
"Kita masih menunggu karena ada dinamika. Kita tahu kan ya presiden hampir enggak pernah pulang ke Jakarta. Habis mereka dari, katakan dari Amerika, terus kemarin ada G20, kemudian berangkat lagi ke Thailand," jelasnya.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu mengajak semua pihak memahami kesibukan presiden beberapa waktu belakangan.
Di sisi lain, Lodewijk mengatakan, sudah ada bayangan siapa nama yang akan dikirimkan presiden menggantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Namun, ia tak mengungkapkan siapa sosok itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.