Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: KTT G20 Berjalan Lancar, Sempat Ada Serangan Siber tetapi Bisa Diatasi

Kompas.com - 17/11/2022, 15:18 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengatakan bahwa penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali berjalan kondusif dan aman.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, selama proses KTT G20 secara umum tidak ada kejadian yang menonjol.

"Secara umum saya rasa tidak ada (kejadian menonjol)," kata Dedi di Bali seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Besarnya Perhatian Jokowi ke Perang Rusia-Ukraina, 3 Kali Wanti-wanti hingga Tuangkan ke Deklarasi G20

Adapun puncak KTT G20 telah selesai digelar pada 15-16 November 2022.

Ia juga menyebut selama beberapa hari penyelenggaraan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) berlangsung kondusif.

Dedi mengakui memang ada beberapa serangan siber namun hal itu dapat sudah diatasi oleh Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum).

"Ada serangan-serangan siber yang bisa dimitigasi Satgas Gakkum dan sudah berkoordinasi dengan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) dan BIN (Badan Intelijen Negara) itu semua bisa diantisipasi. Alhamdulilah semua berjalan dengan baik," ungkap dia.

Baca juga: Puan Ungkap Isi Pembicaraan Megawati dan SBY Saat Duduk Satu Meja di Jamuan Makan KTT G20

Lebih lanjut, Dedi juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Bali dan wisatawan yang turut serta menyukseskan penyelenggaraan KTT G20.

Menurut dia, peran serta masyarakat yang ikut menjaga situasi kamtibmas juga menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan KTT G20.

"Kami Polri terkait situasi di Bali dalam pengamanan KTT G20 ini banyak ucapkan terima kasih kepada masyarakat Bali maupun wisatawan di Bali atas partisipasi membantu menjaga situasi Bali menjadi kondusif," katanya.

Baca juga: KTT G20 Usai, Jokowi: Saya Minta Maaf kepada Masyarakat Bali yang Terganggu di Jalanan

Tak hanya masyarakat dan wisatawan, ia juga mengucapkan terima kasih kepada pecalang dan instansi terkait lainnya yang ikut terlibat langsung membantu pengamanan di Bali.

Adapun pecalang adalah polisi tradisional Bali yang bertugas menjaga, mengamankan, menertibkan desa, wilayah, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun upacara adat atau keagamaan.

Dedi menyebut, kehadiran pecalang menjadi penting lantaran bisa mengomunikasikan dengan masyarakat lokal.

"Ini dengan kehadiran pecalang yang mampu mengomunikasikan dengan masyarakat alhamdulilah masyarakat sangat membantu dan men-support kelancaran acara KTT G20," katanya.

Baca juga: Sejumlah Kesepakatan Dicapai Indonesia di KTT G20, PDI-P: Yang Paling Penting Implementasinya

Tak hanya ucapkan terima kasih, Polri juga meminta maaf jika terjadi kemacetan selama penyelenggaraan KTT G20.

Sebab, kata dia, selama beberapa hari ini ada beberapa ruas jalan yang dilakukan penutupan saat delegasi G20 melintas.

"Kita juga mohon maaf dalam kegiatan ini banyak kegiatan yang kita tutup kemudian kegiatan masyarakat juga ada yang dibatasi," tutur Dedi.

Dalam hal pengamanan, Dedi menuturkan Polri juga berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga lainnya seperti BSSN, BIN, BNPB, BMKG dan lainnya. Hal itu dilakukan agar semua pengamanan terkoneksi dengan baik.

Baca juga: Usai KTT G20, Jokowi Blusukan ke Pasar Badung

Dengan suksesnya penyelenggaraan KTT G20, ia berharap akan lebih banyak wisatawan yang datang ke Bali. Hal ini lantaran kesuksesan pengamanan KTT G20.

"Penyelenggaraan KTT G20 ini bisa berjalan dengan sukses dan aman sehingga Bali memang benar-benar aman dikunjungi. Peningkatan wisatawan juga sejalan dengan peningkatan ekonomi," ujar Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com