Di bidang kesehatan, pemerintah AS melalui Badan Perdagangan dan Pengembangan (USTDA) dan GE Healthcare mengumumkan rencana pembiayaan proyek percontohan kesehatan di Indonesia.
Proyek ini untuk mendukung Kementerian Kesehatan RI dalam mengembangkan penyimpanan data dan citra nasional (NIDR), membuat penyimpanan terpusat berbasis cloud untuk data-data kesehatan elektronis.
Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk mengembangkan jaringan hub and spoke yang menghubungkan dokter-dokter umum di fasilitas pelayanan kesehatan primer dengan dokter spesialis jantung di rumah sakit pusat di seluruh Tanah Air.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Biden, Jokowi juga menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung Indo-Pacific Economic Framework atau IPEF.
IPEF atau Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik merupakan inisiatif yang diluncurkan oleh AS dan kini telah diikuti oleh 14 negara, termasuk Indonesia.
"Bagi Indonesia, kerja sama konkret selalu menjadi acuan. Saya akan tugaskan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia untuk terus menindaklanjuti kerja sama IPEF ini,” kata Jokowi.
Isu terkait Indo-Pasifik juga menjadi bahasan dalam pertemuan Jokowi dan Biden. Kepada Biden, Jokowi menegaskan bahwa kerja sama ekonomi perlu terus diperkuat di samping pentingnya masalah keamanan.
“Kemitraan Indonesia, ASEAN dengan Amerika Serikat untuk membangun kemakmuran di Indo-Pasifik perlu terus diperkuat,” kata Jokowi.
Presiden RI mengatakan, sebagai Ketua ASEAN, tahun depan Indonesia akan mengadakan Indo-Pacific Infrastructure Forum yang merupakan salah satu implementasi konsep ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP).
"Saya sangat berharap AS dapat berpartisipasi dalam forum tersebut sebagai wujud dukungan AS terhadap AOIP,” ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Kita Perlu WHO yang Lebih Kuat dan Bertaring
Selain Biden, Jokowi juga menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, Senin kemarin.
Dalam pertemuan itu, kepala negara mendorong upaya perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dengan Turkiye.
"Kita harus instruksikan kepada para perunding agar hambatan yang ada segera dicarikan solusi yang bisa diterima kedua belah pihak dan perjanjian segera dirampungkan," kata Jokowi, dikutip dari siaran pers.
Sebelum pertemuan tersebut, kedua negara juga menandatangani sejumlah perjanjian. Pejanjian antarpemerintah meliputi bidang pertahanan, kehutanan, lingkungan hidup, riset, teknologi dan inovasi, serta kerja sama pembangunan.
Sementara, kesepakatan antarpelaku usaha mencakup kerja sama produksi bus listrik di Indonesia, serta pembangunan jalan tol Trans Sumatera.
Baca juga: Presiden Jokowi Harap Kemitraan ASEAN-AS Jadi Bagian dari Solusi