Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kita Perlu WHO yang Lebih Kuat dan Bertaring

Kompas.com - 15/11/2022, 15:56 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, organisasi kesehatan dunia (WHO) perlu lebih kuat dan berpengaruh.

Hal tersebut diperlukan agar arsitektur kesehatan global menjadi lebih kuat.

"Kita perlu WHO yang lebih kuat dan bertaring. Solidaritas dan keadilan harus jadi roh arsitektur kesehatan global," ujar Jokowi dalam pidato sambutannya saat membuka sesi kedua pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di The Apurva Kempinksi, Bali, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: 25 Rekomendasi Kebijakan B20 untuk KTT G20

Kondisi tersebut, menurut Jokowi, berguna untuk mengantisipasi kondisi darurat kesehatan secara internasional bisa kembali terjadi kapan saja.

Oleh karena itu, negara-negara di dunia harus lebih siap dalam menghadapi potensi tersebut.

"Dunia kita semakin pulih dari pandemi Covid-19. Namun, kita tidak boleh lengah, darurat kesehatan berikutnya dapat muncul kapan saja," kata Jokowi.

"Kali ini dunia harus lebih siap. Kesiapsiagaan akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita," tegasnya.

Oleh karenanya, Jokowi menekankan bahwa G20 harus mengambil langkah nyata dan segera untuk menghadapinya.

Baca juga: Di KTT G20, Jokowi, Biden, dan Xi Jinping Duduk Berdekatan

Caranya yakni, pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat.

Presiden Jokowi mengungkapkan, G20 telah berhasil membentuk pandemic fund atau dana pandemi untuk mendukung arsitektur tersebut.

Pembentukan ini harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal.

"Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indonesia telah berikan komitmen 50 juta dolar," ungkap Jokowi.

"G20 juga harus ikut mengawal proses pembentukan Traktat Pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan global," jelas Jokowi.

Baca juga: Buka Sesi Kedua KTT G20, Jokowi: Pandemi Makin Membaik

Kedua, Jokowi menyerukan agar negara berkembang harus diberdayakan lu bagian dari solusi.

Sebab kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan.

"Negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset," katanya.

Baca juga: Jokowi Pimpin G20 Luncheon, Presiden IOC dan FIFA Sampaikan Pidato

Jokowi menjelaskan, kondisi di atas hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas.

"Selain itu, Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) Waiver harus diperluas pada semua solusi kesehatan termasuk diagnostik dan terapeutik. WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hubs dan spokes solusi kesehatan," tambah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Nasional
Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Nasional
Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Nasional
Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Nasional
 Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Nasional
Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Nasional
Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Nasional
Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Nasional
Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Nasional
Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com