JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, situasi di Myanmar tidak boleh menghambat perkembangan ASEAN.
Hal itu disampaikannya saat memberikan keterangan pers secara daring dari Kamboja, Rabu (9/10/2022).
"Situasi Myanmar tidak boleh menghambat perkembangan ASEAN," ujar Retno dilansir dari tayangan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (10/10/2022).
Baca juga: Delegasi Myanmar Berharap Kolaborasi Pemuka Agama Indonesia Tuntaskan Konflik Rohingya
Kehadiran Retno di Myanmar dalam rangka mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan ke-41 yang digelar di Phnom Penh.
Retno menjelaskan, KTT ASEAN ke-40 dan 41 akan digelar dalam plenary session dan treaty session.
Dalam plenary session, akan membahas mengenai penguatan kapasitas institusi dan efektivitas ASEAN.
Sementara untuk treaty session terdapat dua isu besar yang akan dibahas. "Yakni hubungan ASEAN dengan pihak luar tentunya termasuk tantangan eksternal yang dihadapi oleh ASEAN dan masalah Myanmar," jelas Retno.
"Diharapkan para pemimpin ASEAN dapat mengambil sikap dan langkah dalam merespons situasi di Myanmar. Terutama tidak adanya komitmen dari militer myanmar dalam menindaklanjuti five point consensus," katanya.
Baca juga: Menteri Luar Negeri ASEAN Berkumpul di Jakarta Bahas Perdamaian Myanmar
Retno menuturkan, hasil upaya para pemimpin ASEAN ini akan terlihat hasilnya jika ada upaya militer Myanmar untuk menindaklanjuti lima poin konsensus yang sebelumnya sudah disepakati.
Namun demikian, terlepas dari kekecewaan karena tidak adanya kemajuan tindak lanjut dari poin-poin konsensus oleh militer Myanmar, Retno meyakini ASEAN akan tetap memberikan prioritas untuk membantu rakyat Myanmar.
"Termasuk melalui bantuan kemanusiaan," katanya.
Retno melanjutkan, untuk mempersiapkan retreat para pemimpin ASEAN yang akan membahas isu Myanmar pada 11 November, para Menlu ASEAN akan bertemu pada Kamis ini
Tujuannya untuk membahas rekomendasi selanjutnya yang akan disampaikan kepada para pemimpin ASEAN pada 11 November.
"Pertemuan para menlu ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan khusus para menlu ASEAN yang diselengggarakan di Sekretariat ASEAN Jakarta pada 27 Oktober lalu," tambah Retno.
Baca juga: PBB Desak Malaysia Setop Pulangkan Pencari Suaka Myanmar, Ini Alasannya
Diberitakan sebelumnya, para menteri luar negeri Asia Tenggara mulai bertemu di Jakarta pada Kamis (27/10/2022) untuk membahas bagaimana memulai proses perdamaian yang terhenti di Myanmar yang dikuasai militer.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.