Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Surya Paloh Terima Ajakan Megawati Usung Jokowi Tanpa Syarat

Kompas.com - 09/11/2022, 07:20 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan bahwa Partai Nasdem merupakan partai pertama yang diajak berkoalisi oleh PDI Perjuangan untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada 2014.

Hal ini disampaikan Willy merespons isu yang menyebut hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh imbas keputusan Nasdem mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Dibilang 'oh ini Nasdem berjarak', tidak. Nasdem, kalau kita mau bicara terbuka, siapa yang pertama kali mengusung ini (Jokowi) ketika PDI tidak mencukupi syarat di 2014?" kata Willy dalam wawancara khusus di program Gaspol! Kompas.com, Selasa (8/11/2022).

Baca juga: Usung Anies, Nasdem Dinilai Patahkan Isu Pemilu 2024 Settingan

Willy bercerita, pada suatu malam saat itu, Ketua Umum PDI-P Megawati Seokarnoputri menghubungi Surya Paloh.

Lewat sambungan telepon, Megawati menyampaikan bahwa ia mengutus Tjahjo Kumolo, Hasto Kristiyanto, dan Andi Widjajanto untuk membawa pesan kepada Paloh keesokan harinya.

"Apa pesan Mbak?" kata Willy menirukan perkataan Paloh saat menemui para utusan Mega.

"'Bang, kami enggak cukup dukung Jokowi, apakah Abang berkenan?" jawab utusan Mega itu.

Willy menyebutkan, Paloh langsung mengulurkan tangan untuk bersalaman sebagai tanda kesepakatan.

Dia menambahkan, ajakan itu diterima oleh Paloh tanpa pikir panjang dan tidak memberikan satu pun syarat.

"Salaman bos, enggak mikir apa-apa. Kalau yang lain ada syarat A, syarat B, syarat C, ini enggak mikir bos. Itu kan satu hal yang tidak hapus tadi kan rekam jejak," kata Willy.

Baca juga: Demokrat Klaim Publik Menanti-nanti Deklarasi Koalisi Nasdem-Demokrat-PKS

Ia melanjutkan, Nasdem juga mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi agar dapat menjabat sebagai presiden selama 2 periode pada 2017, dua tahun sebelum Pemilihan Presiden 2019.

"Jadi maju mundurnya Jokowi, juga maju mundurnya Nasdem, jangan dibolak balik. Bahwasanya ada gorengan, gorengan memang enak tapi kolesterol tinggi. Ada orang yang enggak senang, ya pastilah," kata Willy.

"Kita nih hidup harus membaca jejak rekam itu. Kalau kami sih wajar saja orang (bilang) mau di-reshuffle segala macam, Bung Karno kan pesannya sederhana, 'jas merah', jangan sesekali melupakan sejarah," ujar dia.

Sebelumnya, banyak pihak menilai hubungan antara Nasdem dan Jokowi akan merenggang setelah Nasdem mendeklarasikan dukungan kepada Anies.

Baca juga: Demokrat Klaim Publik Menanti-nanti Deklarasi Koalisi Nasdem-Demokrat-PKS

Jokowi bahkan pernah berkata bahwa ia membuka peluang merombak susunan Kabinet Indonesia Maju setelah deklarasi Nasdem tersebut.

"Rencana selalu ada. Pelaksanaan nanti diputuskan," kata Jokowi saat meninjau lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Tegalluar, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022).

Gelagat Jokowi beberapa waktu belakangan juga jadi sorotan. Di acara puncak peringatan HUT ke-58 Partai Golkar yang digelar pada Jumat (21/10/2022), Jokowi tak membalas rangkulan Paloh.

Baca juga: Yakin Koalisi Perubahan Terbentuk, Nasdem: Kami Jatuh Cinta dengan Anies

Dalam sebuah video yang viral di media sosial, tampak Paloh merangkulkan tangan kirinya ke punggung Jokowi. Sementara, tangan kanannya menepuk-nepuk tangan kiri mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Namun, Jokowi terlihat tidak membalas rangkulan Paloh. Presiden hanya menepuk pundak kiri bos Media Group itu.

Dalam pidatonya di acara yang sama, Jokowi menyinggung soal deklarasi capres yang sembrono.

Kendati pernyataan itu ditujukan buat Golkar, publik berspekulasi bahwa Jokowi tengah menyindir Nasdem yang telah mendeklarasikan Anies sebagai capres.

"Saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden 2024," kata Jokowi di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com