MENJADI pilot adalah impian hampir dari semua anak kecil, bila ditanyakan cita-citanya. Tidak terkecuali saya ketika tahun 1950-an, diajak Ayah saya ke Airport Kemayoran melihat-lihat pesawat terbang.
Pesawat terbang yang saya lihat pertama kali di Kemayoran Airport adalah pesawat Dakota. Lebih kurang 20 tahun kemudian, saya berkesempatan untuk terbang dengan pesawat terbang Dakota.
Saat itu, pengalaman pertama terbang saya dengan pesawat Dakota tidak pernah mengalami landing atau mendarat.
Pasalnya, kesempatan terbang saya adalah dalam rangka latihan terjun payung statik di Pangkalan Angkatan Udara Margahayu Bandung. Itu adalah pengalaman saya terbang sebagai penumpang pesawat terbang.
Pengalaman saya terbang pertama kali sebagai Pilot adalah ketika diterima sebagai siswa sekolah penerbang (Sekbang) Angkatan Udara pada semester ke 2 tingkat 4 Akabri Udara.
Itulah lembar pertama pengalaman saya terbang sebagai Pilot walau baru berstatus sebagai Student Pilot.
Pesawat terbang pertama yang digunakan ketika itu adalah pesawat terbang L-4 J Piper Cub, populer disebut sebagai pesawat Capung.
Pesawat kecil bermesin tunggal Piston Engine yang tidak memiliki starter, sehingga cara menghidupkan mesinnya adalah dengan memutar propeller atau baling-baling yang dilakukan oleh ground mechanic.
Hal yang sama dengan mekanisme menghidupkan mesin mobil dengan cara di-engkol.
Beruntung dalam perjalanan karier saya sebagai Pilot, saya pernah menerbangkan pesawat terbang bermesin tunggal, bermesin ganda, dan bermesin empat unit.
Saya mengalami terbang dengan pesawat yang bermesin piston engine yang lebih kurang sama dengan mesin mobil, dengan mesin turbo prop yang agak lebih canggih, dan juga pernah menerbangkan pesawat bermesin Full Jet Engine.
Bersyukur saya juga mengalami terbang sejak pesawat terbang yang paling sederhana, yaitu pesawat Capung berjendela terbuka, sehingga ketika belok terasa sekali tiupan angin cukup kencang masuk ke kokpit.
Terakhir saya berkesempatan terbang dengan pesawat terbang Hercules type H yang sudah dilengkapi dengan sistem Automatic Pilot dan Computer yang menghubungkannya dengan INS – Inertial Navigation System, sehingga pesawat dapat terbang “sendiri”.
Saya menerbangkan pesawat dengan mekanisme Stick and Rudder together sampai dengan pesawat yang dilengkapi Auto Pilot yang kerap disebut sebagai The Button Pusher.
Tidak banyak Pilot yang memperoleh kesempatan sebagai Pilot Angkatan Udara sekaligus Pilot Maskapai Penerbangan Sipil Komersial.