"Mikrofon yang di dalam kokpit yang kami harapkan bisa merekam apa pun suara yang ada di kokpit, namun demikian ternyata pada channel ini tertutup suara bising pada 400 hertz sehingga suara pembicaraan tidak bisa direkam," kata dia.
Kondisi ini menyebabkan KNKT tidak bisa menganalisis apa pun suara atau perbincangan antara pilot dan co-pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Namun, Nurcahyo menuturkan bahwa suara co-pilot masih bisa didengar.
"Suara co-pilot bisa kita dengar sepanjang waktu, suara dari pengatur lalu lintas udara juga bisa kita dengar," ujar dia.
Baca juga: KNKT Libatkan AS, Singapura dan Inggris Bantu Investigasi Kecelakaan Pesawat SJ 182
Adanya perubahan-perubahan di dalam kokpit pesawat rupanya tidak disadari oleh pilot.
Oleh karena itu, Nurcahyo mengatakan bahwa kemungkinan pilot percaya pada sistem automatisasi yang ada di pesawat.
"Kalau pesawat sudah di-set arah tertentu, ketinggian tertentu, maka autopilot akan mengatur apa yang sudah di-set dan autothruttle akan mengatur sesuai permintaan autopilot sehingga kondisi ini mungkin telah berdampak pada pengurangan monitor terhadap instrumen dan kondisi-kondisi yang terjadi," tutur Nurcahyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.