JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubkom Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Moda Penerbangan, Nurcahyo Utomo mengatakan, pihaknya tidak sendirian saat melakukan investigasi atas kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Januari 2021.
KNKT disebut bekerja sama dengan pihak dari luar negeri di antaranya Singapura, Amerika Serikat hingga Inggris.
"Dalam melaksanakan investigasi kecelakaan SJ 182, KNKT mengikuti standar internasional yang tertuang dalam International Civil Aviation Organization (ICAO) Annex 13 yang salah satunya antara lain melibatkan beberapa negara terkait dalam tim investigasi," kata Nurcahyo dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR, Kamis (3/11/2022).
Baca juga: Ungkap Analisis Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, KNKT: Suara Kapten Pilot Tak Terekam
Ada sejumlah alasan yang membuat KNKT menggandeng ketiga negara tersebut.
Pertama, Amerika Serikat merupakan negara pembuat dan perancang pesawat Boeing 737-500 yang merupakan pesawat Sriwijaya Air 182.
"Amerika Serikat yang diwakili oleh National Transportation Safety Board (NTSB) dan dibantu oleh Federal Aviation Administration (FAA), Boeing dan General Electric sebagai pabrik pembuat mesin," jelas Nurcahyo.
Baca juga: 35 Orang Ahli Waris Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Terima Ganti Rugi Rp 1,5 Miliar
Selain Amerika, ada pula Singapura yang membantu investigasi. Negara tetangga Indonesia itu mengirimkan Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) dalam investigasi kecelakaan SJ-182.
"Hal ini (perbantuan Singapura) terkait MOU Asean yang akan saling membantu apabila satu negara sedang melakukan tugas investigasi," tutur Nurcahyo.
Sementara Inggris membantu melalui tim AAIB (Accident Investigation Branch). Tim tersebut, jelas Nurcahyo, akan membantu investigasi terkait beberapa komponen pesawat yang diperiksa di Inggris.
"(Karena diperiksa di sana) Inggris berhak untuk terlibat dalam investigasi," katanya.
Baca juga: Kemenhub Sebut 35 Ahli Waris Korban Sriwijaya Air SJ 182 Sudah Terima Ganti Rugi, 27 Belum
Diketahui, pesawat tersebut mengalami kecelakaan saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang menuju Bandara Supadio, Pontianak.
Pesawat sempat terbang selama 13 menit sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021. Seluruh penumpang dan awak pesawat dinyatakan meninggal dunia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.