Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 Berdasarkan Investigasi KNKT

Kompas.com - 04/11/2022, 08:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasinya terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

Hasil investigasi itu diungkapkan kepada wakil rakyat alias Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi V dalam sebuah rapat dengar pendapat (RDP) pada Kamis (3/11/2022).

Publik akhirnya bisa mengetahui sedikit demi sedikit dugaan penyebab kecelakaan, setelah hampir 2 tahun atau tepatnya 22 bulan sejak pesawat naas itu jatuh.

Baca juga: Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya SJ-182 Terhambat Anggaran, Komisi V DPR Soroti Utang KNKT

Ada beberapa dugaan yang menjadi hasil analisis penyebab kecelakaan pesawat dengan tujuan Bandara Supadio, Pontianak itu. Berikut rangkumannya:

Gangguan mesin

Kasubkom KNKT Moda Penerbangan, Nurcahyo Utomo mengungkapkan adanya perubahan kondisi mesin yang terjadi pada penerbangan SJ-182.

Kondisi mesin yang berubah itu menyebabkan gangguan pada kerja pesawat. Hal itu terlihat dari hasil flight data recorder yang sudah diunduh tim investigasi KNKT.

"Kita lihat bahwa pada saat climbing (pesawat naik) terjadi perubahan mode autopilot yang sebelumnya menggunakan flight management computer, berpindah menggunakan mode controlpanel," kata Nurcahyo dalam rapat dengar pendapat di Komisi V DPR, Kamis.


Nurcahyo mengatakan, perubahan tersebut nampaknya membutuhkan tenaga mesin yang lebih sedikit.

Jika membutuhkan tenaga lebih sedikit, lanjut dia, normalnya auto-throttle akan menggerakkan kedua thrustlever untuk mundur mengurangi tenaga mesin.

"Namun demikian, dalam penerbangan ini, ternyata auto-throttle tidak dapat menggerakkan thrust lever kanan. Thrust lever kiri tetap bergerak, sementara itu thrust lever kanan tidak bergerak," papar dia.

Baca juga: KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya SJ-182

KNKT melanjutkan investigasi dengan memeriksa 7 komponen komputer.

Adapun pemeriksaan tersebut dilakukan sebagian di Amerika dan Inggris.

Setelah dianalisis, diyakini bahwa gangguan yang terjadi pada thrust lever kanan adalah gangguan sistem mekanikal, dan bukan pada sistem komputernya.

Pesawat berbelok

Adanya gangguan itu membuat pesawat mengalami asimetri, atau sebuah keadaan di mana pesawat memiliki perbedaan tenaga mesin kanan dan kiri.

Kondisi ini terjadi karena adanya thrust lever sebelah kanan tidak berkurang tenaganya.

Nurcahyo menyampaikan, kondisi ini menjadikan thrust lever sebelah kiri mengurangi tenaga mesin untuk mengkompensasi kebutuhan tenaga mesin sesuai permintaan autopilot.

"Artinya terjadi perbedaan antara kiri dan kanan. Perbedaan ini disebut dengan asimetri," kata dia.

Efeknya, terjadi perubahan sikap pesawat yang mendadak dari berbelok ke kanan, kemudian datar dan berbelok ke kiri.

Baca juga: Kemenhub Sebut 35 Ahli Waris Korban Sriwijaya Air SJ 182 Sudah Terima Ganti Rugi, 27 Belum

Hal ini disinyalir lantaran adanya perbedaan tenaga mesin kanan dan kiri pesawat.

"Dalam penerbangan ini, menjelang ketinggian 11.000 kaki, pesawat yang tadinya sedang berbelok ke kanan, karena perubahan posisi thrust lever sebalah kiri yang makin berkurang, menghasilkan mesin sebelah kiri yang makin berkurang, akhirnya pesawat menjadi datar tidak bergerak, berbelok," ujar Nurcahyo.

"Setelah itu berpindah berbelok ke kiri. Yang tadinya berbelok kenan, berubah menjadi ke kiri," kata dia.

Nurcahyo lantas menjelaskan adanya istilah yowing dalam penerbangan.

Yowing, menurut Nurcahyo, adalah keadaan saat daya dorong di sayap sebalah kanan pesawat lebih besar, sehingga pesawat akan bergeleng.

"Yow ke kiri. Dari hukum aerodinamic, apabila pesawat sudah yow maka selanjutnya akan menimbulkan rol," tutur dia.

Situasi kokpit

KNKT juga menyoroti adanya perubahan kondisi pada kokpit pesawat yang ditandai dengan tidak terdengar suara kapten pilot.

"Kami kebetulan dari kokpit voice recorder yang ditemukan, kami mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam," kata Nurcahyo.

Baca juga: Hasil Investigasi KNKT, Pesawat SJ 182 Alami Yowing ke Kiri Jelang Ketinggian 11.000 Kaki

Oleh karena itu, KNKT tidak bisa mengetahui alasan pasti suara kapten pilot yang tidak terekam dalam voice recorder.

Namun, menurut dia, ada dugaan bahwa kapten pilot tidak menggunakan headset.

Selain itu, KNKT mengaku tidak bisa mendengar suara apa pun dari kokpit.

"Mikrofon yang di dalam kokpit yang kami harapkan bisa merekam apa pun suara yang ada di kokpit, namun demikian ternyata pada channel ini tertutup suara bising pada 400 hertz sehingga suara pembicaraan tidak bisa direkam," kata dia.

Kondisi ini menyebabkan KNKT tidak bisa menganalisis apa pun suara atau perbincangan antara pilot dan co-pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Namun, Nurcahyo menuturkan bahwa suara co-pilot masih bisa didengar.

"Suara co-pilot bisa kita dengar sepanjang waktu, suara dari pengatur lalu lintas udara juga bisa kita dengar," ujar dia.

Baca juga: KNKT Libatkan AS, Singapura dan Inggris Bantu Investigasi Kecelakaan Pesawat SJ 182

Adanya perubahan-perubahan di dalam kokpit pesawat rupanya tidak disadari oleh pilot.

Oleh karena itu, Nurcahyo mengatakan bahwa kemungkinan pilot percaya pada sistem automatisasi yang ada di pesawat.

"Kalau pesawat sudah di-set arah tertentu, ketinggian tertentu, maka autopilot akan mengatur apa yang sudah di-set dan autothruttle akan mengatur sesuai permintaan autopilot sehingga kondisi ini mungkin telah berdampak pada pengurangan monitor terhadap instrumen dan kondisi-kondisi yang terjadi," tutur Nurcahyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com