Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Identitas Dianggap Bisa Berulang pada 2024, Ketum PBNU: Luka Lama Belum Sembuh, Jangan Lukai Lagi

Kompas.com - 02/11/2022, 22:58 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


NUSA DUA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurusan Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf menilai, ada kemungkinan politik identitas seperti pada Pemilu 2019, akan terulang pada Pemilu 2024.

"Maka, kita harus bersiap-siap memang, kita harus peringatkan, kepada para aktor politik ini, bahwa bermain-main dengan identitas agama itu sama saja menggiring bangsa ini ke dalam perpecahan," ungkap Yahya dalam forum Satu Meja di Kompas TV, Rabu (2/11/2022).

Baca juga: Gus Yahya Tegaskan Larangan Paham Wahabi Belum Resmi: Bukan dari PBNU

Yahya berharap tak ada lagi aktor politik yang mencoba-coba jalan pintas politik menggunakan strategi yang memecah belah bangsa, kendati terjadi rekonsiliasi setelah pemilu seperti bergabungnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ke kabinet Joko Widodo.

Di tingkat elite, rekonsiliasi tersebut mungkin terjadi. Namun, di akar rumput, cerita dapat berbeda dan lebih serius

Baca juga: Jokowi dan Yahya Cholil Masuk Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia 2023

Dalam ungkapannya, Yahya berharap agar aktor-aktor politik jelang 2024 nanti mengambil langkah yang bertanggung jawab atas masa depan bangsa, berkaca pada pengalaman dari dampak politik identitas yang dipakai pada pemilu sebelumnya.

"Selama agama atau identitas menjadi senjata politik, itu sembuhnya lama. Kita tahu sampai sekarang di tingkat basis soal pembelahan identitas itu masih sangat terasa," kata Yahya.

"Ini harus kita sembuhkan. Maka jangan bikin luka lagi agar bangsa ini tidak terbelah-belah lagi identitas satu dengan identitas yang lain," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com