NUSA DUA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurusan Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf menilai, ada kemungkinan politik identitas seperti pada Pemilu 2019, akan terulang pada Pemilu 2024.
"Maka, kita harus bersiap-siap memang, kita harus peringatkan, kepada para aktor politik ini, bahwa bermain-main dengan identitas agama itu sama saja menggiring bangsa ini ke dalam perpecahan," ungkap Yahya dalam forum Satu Meja di Kompas TV, Rabu (2/11/2022).
Baca juga: Gus Yahya Tegaskan Larangan Paham Wahabi Belum Resmi: Bukan dari PBNU
Yahya berharap tak ada lagi aktor politik yang mencoba-coba jalan pintas politik menggunakan strategi yang memecah belah bangsa, kendati terjadi rekonsiliasi setelah pemilu seperti bergabungnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ke kabinet Joko Widodo.
Di tingkat elite, rekonsiliasi tersebut mungkin terjadi. Namun, di akar rumput, cerita dapat berbeda dan lebih serius
Baca juga: Jokowi dan Yahya Cholil Masuk Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia 2023
Dalam ungkapannya, Yahya berharap agar aktor-aktor politik jelang 2024 nanti mengambil langkah yang bertanggung jawab atas masa depan bangsa, berkaca pada pengalaman dari dampak politik identitas yang dipakai pada pemilu sebelumnya.
"Selama agama atau identitas menjadi senjata politik, itu sembuhnya lama. Kita tahu sampai sekarang di tingkat basis soal pembelahan identitas itu masih sangat terasa," kata Yahya.
"Ini harus kita sembuhkan. Maka jangan bikin luka lagi agar bangsa ini tidak terbelah-belah lagi identitas satu dengan identitas yang lain," lanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.