Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Prabowo Anjlok, Sebagian Pendukung Disebut Kecewa Gerindra Gabung Kabinet Jokowi

Kompas.com - 29/10/2022, 08:45 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, menurunnya elektabilitas Prabowo Subianto tak lepas dari keputusan Ketua Umum Partai Gerindra itu merapat ke pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dia menduga, massa pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pemilu 2019 kemarin kecewa karena figur yang mereka dukung justru kini berkoalisi dengan Jokowi-Ma'ruf Amin yang dulunya merupakan lawan.

"Mungkin saja ada kekecewaan dari sebagian besar pemilih Prabowo Subianto dalam pilpres lalu dengan keputusan Prabowo Subianto untuk bergabung dalam pemerintahan saat ini," kata Bawono kepada Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).

Baca juga: Litbang “Kompas” : Dukungan Pemilih Pemula pada Prabowo Merosot Signifikan

Menurut Bawono, langkah Prabowo bergabung dengan pemerintah juga belum tentu memberikan dorongan elektabilitas terhadap Menteri Pertahanan itu.

Dia menduga, publik yang merasa tidak puas dengan pemerintah kini tidak akan memilih Prabowo pada pemilu presiden (pilpres) mendatang.

"Konsekuensi dari hal itu juga adalah kelompok publik merasa tidak puas terhadap pemerintahan saat ini pun tidak akan lagi menjadikan Prabowo Subianto sebagai preferensi pilihan politik mereka," ujarnya.

Bawono memaparkan, berdasar survei Indikator Politik Indonesia sepanjang tahun 2022, nama Prabowo selalu masuk dalam tiga besar bakal calon presiden dengan elektabilitas dua digit, bersanding dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Meski begitu, jika dibandingkan pada periode jelang Pemilu 2019, elektabilitas Prabowo merosot tajam.

Baca juga: Elektabilitas Prabowo Anjlok, Gerindra: Belum Kampanye, Masih Kerja Bantu Pak Jokowi

Sementara, tingkat popularitas mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu sudah di atas 96 persen, hampir menyentuh angka 100 persen. Artinya, hampir seluruh pemilih di Indonesia mengenal Prabowo.

Dengan elektabilitas Prabowo yang masih di kisaran 20 persen dan belakangan menurun, Bawono menyebutkan, tampak ada jurang yang tinggi antara tingkat popularitas dengan tingkat elektoralnya.

"Jurang lebar ini juga dapat dibaca bahwa tingkat kedisukaan pemilih terhadap Prabowo Subianto tidak setinggi tingkat popularitas," lanjut dia.

Untuk diketahui, survei sejumlah lembaga memperlihatkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto mengalami penurunan. Prabowo tergeser oleh Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang dirilis pada Rabu (26/10/2022) misalnya, mencatatkan elektabilitas Ganjar sebesar 23,2 persen.

Tingkat keterpilihan Gubernur Jawa Tengah itu memang naik dibandingkan survei sebelumnya. Pada Juni 2022, elektabilitasnya tercatat 22 persen, sedangkan pada Januari 2022 sebanyak 20,5 persen.

Sementara, dalam survei yang dirilis Oktober, Prabowo mengantongi elektabilitas 17,6 persen, merosot tajam dibanding survei Juni 2022 sebesar 25,3 persen, dan survei Januari sebanyak 26,5 persen.

Mengekor rapat, Anies Baswedan duduk di peringkat ketiga dengan elektabilitas 16,5 persen. Angka itu naik dari elektabilitas survei Juni 2022 sebesar 12,6 persen, dan survei Januari 2022 dengan capaian 14,2 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Suara Prabowo di Jawa Barat Tergerus Ridwan Kamil

Survei juga merekam sejumlah tokoh dengan elektabilitas sebagai capres di bawah 10 persen. Suara Ridwan Kamil melonjak drastis dengan tingkat keterpilihan 8,5 persen.

Kemudian, tingkat keterpilihan tokoh-tokoh lainnya yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno (2,5 persen), lalu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (2,3 persen).

Selanjutnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (2,2 persen), Menteri Sosial Tri Rismaharini (1,2 persen), dan Ketua DPR RI Puan Maharani (1 persen).

Ada pula nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (0,7 persen), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (0,5 persen), terakhir Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (0,3 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com