Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rahmat Aming Lasim
Pegawai Negeri Sipil

Diplomat, pemerhati Timur Tengah

Tantangan Migrasi Santri ke Luar Negeri

Kompas.com - 28/10/2022, 15:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sehingga perlu sejak dini, dipersiapkan dengan baik penguasaan bahasa asing. Misalkan dengan mengambil kursus bahasa atau memperdalam bahasa asing sesuai dengan dengan negara tujuan dan level kemampuannya.

Kompetensi lainnya seperti soft skill dan hard skill yang dimiliki oleh para santri akan menjadi faktor pendukung kesuksesan santri di manapun.

Dunia ini hanya akan dikuasai oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya dan mereka yang memiliki skill yang lebih baik dari orang lain.

Para santri tidak boleh berharap mendapat kompetensi tinggi tanpa perjuangan yang besar. Ibarat belajar naik sepeda, jika tidak pernah jatuh bangun, dia tidak akan pernah tahu bagaimana naik sepeda yang baik.

Tantangan administrasi

Saat migrasi ke luar negeri, tidak jarang permasalahan administrasi menjadi tantangan tersendiri.

Dari mulai ijazah dan dokumen terkait, terjemahan dokumen, legalisasi dokumen, paspor, visa, rekomendasi, tiket, asuransi, serta sederet urusan administrasi yang membuat para santri dan orangtuanya harus mempersiapkan dengan baik.

Para santri diharuskan untuk konsultasi terlebih dahulu kepada yang ahli dan berpengalaman sebelum migrasi ke luar negeri.

Para santri juga agar senantiasa mengikuti prosedur yang sudah digariskan oleh lembaga pendidikan yang dituju.

Sebaiknya para santri mengurus sendiri dokumen administrasi tersebut agar terbiasa dengan kehidupan di luar negeri yang serba mandiri.

Momentum Hari Santri

Hari Santri Nasional yang ditetapkan pada tahun 2015 dan diperingati setiap tanggal 22 Oktober adalah momentum para santri untuk menghadapi tantangan-tantangan saat ingin migrasi ke luar negeri.

Peringatan Hari Santri bukan hanya dimaknai secara seremonial belaka, namun tentunya bagaimana bisa membangun kebanggaan santri bukan hanya di kancah nasional, tapi juga di kancah internasional.

Migrasi ke luar negeri adalah fenomena yang biasa dihadapi oleh siapapun termasuk para santri. Tantangan migrasi hanya bagian kecil dari kehidupan santri yang sejatinya terbiasa tangguh dan mandiri.

Bermigrasi artinya menambah pengetahuan dan wawasan para santri. Saat di luar negeri para santri akan tahu betapa besarnya Indonesia, betapa perlunya kontribusi santri untuk tanah air tercinta.

Ketika di luar negeri, para santri akan memiliki perspektif lain melihat bangsa dan negara. Jiwa nasionalisme akan semakin terpupuk, karena semua orang membanggakan negaranya masing-masing.

Dan penulis yakin para santri akan bangga dengan Indonesia, negara yang telah melahirkan dan membesarkannya.

Banyak dari para santri di luar negeri yang berprestasi dan membuat harum nama Indonesia. Semoga migrasi santri ke luar negeri terus dibarengi dengan tata kelola dan persiapan yang baik dari semua aspeknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com