JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi menyatakan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin merasa tak terganggu dengan beragam kritik yang ditujukan kepadanya.
Masduki mengatakan, Ma'ruf juga tidak masalah apabila ia disebut tidak bekerja maupun hanya dianggap sebagai simbol dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Karena memang buat Wapres enggak ada urusanlah dibilang simbol, dibilang enggak kerja, dibilang apa, ya Wapres enggak ada urusan begitu. Jadi tetap saja bekerja konstan sebagaimana yang selama ini dia kerjakan," kata Masduki kepada Kompas.com, Kamis (27/10/2022).
Menurut Masduki, kritik yang diarahkan kepada Ma'ruf merupakan hal yang lumrah dalam negara demokrasi.
Baca juga: Kritik Pedas BEM UI untuk 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin
"Biasalah BEM mengkritisi pemimpinnya itu baiklah saya kira, enggak masalah itu, di negeri demokrasi seperti itu biasa. Dan sekali lagi, Wapres tidak merasa terganggu dengan penilaian-penilaian seperti itu," ujar dia.
Akan tetapi, Masduki menilai kritik yang menyebut Ma'ruf tidak bekerja dan hanya simbol di pemerintah pun tidak tepat.
Sebab, menurut dia, selama tiga tahun menjabat sebagai wakil presiden, Ma'ruf telah mengerjakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Masduki mencontohkan, Ma'ruf yang diserahi tanggung jawab mengenai masalah Papua terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk mewujudkan kesejahteraan di daerah tersebut.
Baca juga: 3 Tahun Pemerintahan Jokowi, BEM UI Kritik Peran Maruf Amin
Contoh lain, kata Masduki, Ma'ruf juga menyoroti isu reformasi birokrasi dengan mengecek mal pelayanan publik di berbagai daerah.
Hanya saja, ia menekankan, sebagai wakil presiden, Ma'ruf tidak memiliki tugas eksekutorial tetapi hanya mengoordinasikan kementerian dan lembaga.
"Jadi memang kerja-kerja yang sebenarnya penting cuma ya memang tidak selalu semuanya terpublikasi, kerja koordinasi kan seperti itu," ujar Masduki.
Masduki menambahkan, Ma'ruf selaku wakil presiden juga bekerja mengiringi Presiden Joko Widodo.
Oleh sebab itu, jika Jokowi sudah banyak berbicara mengenai sebuah isu, maka Ma'ruf menganggap hal itu sudah cukup.
"Jadi irama kepemimpinan presiden dan wapres itu dijaga betul oleh Wapres. Jangan sampai terjadi hubungan yang terkesan tidak nyaman, itu dijaga betul," kata dia.
Seperti diketahui, peran Ma'ruf selaku wakil presiden kerap dipertanyakan oleh banyak pihak.
Teranyar, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) keberadaan Ma'ruf seolah hanya menjadi 'pajangan' di pemerintahan Jokowi.
"Masyarakat juga sudah tahu bagaimana Pak Ma'ruf Amin itu terkesan tidak membantu pemerintahan Pak Jokowi. Oleh karena itu, kita menganggap bahwa peranan Pak Ma'ruf Amin tidak lebih dari sekadar pajangan di sekolah-sekolah dasar," kata Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI Melki Sedek Huang kepada Kompas.com, Rabu (26/10/2022).
Baca juga: 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf, BEM UI: Cukup Sudah Kegelisahan Ini
Kritik serupa juga pernah dilontarkan BEM Universitas Negeri Semarang yang menjuluki Wapres sebagai The King of Silent pada Juli 2021 lalu.
Ketika itu, BEM KM Unnes menyebut bahwa pada masa pandemi Covid-19, seharusnya Ma'ruf turut mengisi kekosongan peran yang tidak mampu ditunaikan Presiden.
"Tidak justru menihilkan eksistensi dirinya dimuka publik dan tidak memberikan jawaban yang lugas, gamblang dan jelas dalam menanggapi problem multidimensional bangsa dan negara, khusunya di masa pandemi," tulis akun akun @bemkmunnes.
"Secara umum, masyarakat menilai Wakil Presiden Ma'ruf Amin terlihat absen dan diam. Anehnya, dalam beberapa kali memberikan tanggapan di muka publik, ia justru hanya terkesan sebagai legitimator kebijakan pemerintah dengan argumentasi dan klaim yang amat bias agama dan identitas yakni agama Islam," tulis akun itu lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.