Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesifikasi Maung Pindad "Custom" yang Ingin Dipesan KPU untuk Suplai Logistik Pemilu ke Wilayah Terpencil

Kompas.com - 26/10/2022, 12:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI disebut sedang mengkaji pengadaan mobil dobel gardan (4x4) untuk suplai logistik Pemilu 2024 ke daerah terpencil atau wilayah dengan akses jalan yang buruk.

Sekretaris Jenderal KPU RI Bernard Darmawan mengonfirmasi, jenis mobil yang akan dibeli adalah kendaraan taktis Maung pabrikan PT Pindad, namun spesifikasinya akan disesuaikan (custom) sesuai kebutuhan KPU.

Rencana pengadaan kendaraan ini disebut berkaca dari pengalaman Pemilu 2019 dan Pilkada 2020, namun KPU RI mengeklaim bahwa mereka masih memetakan jumlah dan anggaran yang dibutuhkan untuk diusulkan pada 2023 nanti.

Baca juga: KPU Kaji Pembelian Maung Modifikasi dari Pindad untuk Suplai Logistik Pemilu ke Daerah Terpencil

Berikut spesifikasi Maung 4x4 modifikasi versi logistik pemilu, disampaikan Sekretaris Jenderal KPU RI Bernard Darmawan kepada Kompas.com, Selasa (25/10/2022):

1. Bermuatan 3 penumpang single cabin model pick up dengan bak semi terbuka (custom)

2. Total Dimensi : P. 5.200 mm x L 1.640 mm x T 1.150 mm (Custom Dimensi Bertambah Panjang)

3. Volume Bak : P. 3000 mm x L.1640 mm x T.1.150 mm (Custom dengan muatan lebih lebar)

4. Volume Angkut : 3.000 kg

5. Mesin : Diesel 1500 cc Plus Turbo (Lebih efisien dengan tambahan turbo)

6. Transmisi : Manual 6 speed

7. Daya Maksimal : 149 tk, 400 Nm

8.Bahan Bakar : Solar

9. Jarak Tempuh : 1.200 Km (Jarak tempuh lebih jauh ±400km)

10. Kapasitas BBM : 80 liter

Baca juga: Sederet Alutsista yang Dibeli Prabowo Semasa Menjabat Menhan, dari Maung Pindad hingga Airbus A400M

11. Kaki-Kaki :

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com