Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Kotak Pandora Buku Hitam Sambo

Kompas.com - 25/10/2022, 06:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Apalagi dalam konteks realitas kehidupan saat ini yang sangat figital atau fisik-plus-digital, seperti dijelaskan oleh Stillman, kehidupan di mana garis antara dunia nyata dan dunia digital sangat kabur.

Namun ketika polisi siber berhadapan dengan kasus yang melibatkan institusi dan personelnya sendiri justru menjadi “macan ompong”.

Sehingga independensi polisi siber pun patut dipertanyakan dalam konteks membongkar “musuh dalam selimut” di tubuh Polri sendiri. Kuat dugaan ada pihak internal yang membobol rahasia “dapur hitam” Polri.

Banyak pihak berkeyakinan, jika begitu detail diagram itu berisi data rahasia, mengapa hanya diangga sebagai “angin lalu”.

Ilihan ini, diyakini sebagai kontra informasi dari institusi Polri untuk membuat bocoran informasi rahasia itu hanya hoaks yang direkayasa. Tapi siapapun penyebar hoaks patut diselidiki, jika perlu ditangkap.

Apa motif yang mendasari praktik kejahatannya yang membuat Polri terkena karma buruk sebagai institusi kotor, dengan citra buruk.

Namun sekali lagi, bagaimana bentuk reaksi Polri bertindak dalam kasus ini menjadi jawaban tidak langsung atas misteri kotak Pandora di tubuh institusi Polri.

Terutama semenjak kasus Sambo tak dapat membuktikan Polri sebagai institusi bersih yang sedang melakukan reformasi, transformasi besar-besaran melalui Program Polri Presisi.

Buku hitam Sambo

Dalam setiap kehadirannya di ruang sidang, Sambo selalu terlihat membawa sebuah buku hitam. Hal ini menimbulkan banyak spekulasi.

Menurut pengamat, buku hitam itu adalah sebuah “kotak Pandora”. Berisi begitu banyak nama, peristiwa dan catatan yang dapat menyeret siapa saja para petinggi institusi Polri, dan lainnya yang pernah terlibat dalam urusan kotor, yang paling tidak diketahui oleh mantan Kadiv propram Ferdy Sambo ketika masih menjabat.

Buku itu sekaligus menjadi semacam bentuk “ancaman” terselubung yang dialamatkan pada siapapun yang pernah terlibat praktik kotor dan melewati screening Sambo sebagai Kadiv Propam.

Dugaan ini muncul mengingat begitu banyak kejanggalan kasus Sambo sejak skenario pertama Duren Tiga yang dengan mudah diganti skenario kedua di Magelang ketika terbongkar.

Begitu juga ketika Sambo, PC dan para saksi di belakang Sambo, termasuk dukungan pengacara yang “memaksakan” upaya pengurangan hukuman berat atas Sambo Cs.

Institusi Polri sedang pusing tujuh keliling, menemukan kembali performa dan netralitas Polri sebagai institusi negara yang mengayomi publik, menjaga keamanan dan menjadi abdi rakyat sebagai representasi para polisi.

Persoalannya adalah mana yang harus didahulukan, antara menjaga korsa dari pencemaran nama baik atas tindakan para oknum, atau menyampaikan kebanaran kasus secara transparan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com