Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Sebut Anies Baswedan Punya Jam Terbang Tinggi sebagai Capres

Kompas.com - 22/10/2022, 17:55 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, Anies Baswedan memiliki jam terbang tinggi sebagai bakal calon presiden (capres).

Oleh karena itu, menurutnya, pas jika Nasdem memilih Anies Baswedan sebagai capres yang diusung untuk maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Ya (Pak Anies) memiliki jam terbang yang tinggi lah di mata Nasdem. Kan ada subjektifitas, ada objektivitas. Dua perpaduan ini kan terjadi hukum relativitas," ujar Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Sabtu (22/10/2022).

Surya Paloh lantas mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal memilih capres dalam sambutannya di acara HUT ke-58 Partai Golkar.

Baca juga: Surya Paloh: Dukung Ahok Dibilang Penista Agama, Dukung Anies Dibilang...

Dalam pernyataannya, Jokowi menyarankan agar partai politik memilih capres dengan jam terbang tinggi.

"Makanya Nasdem pilihnya Anies Baswedan," kata Surya Paloh menegaskan.

Surya Paloh juga menanggapi soal pesan Presiden Jokowi soal hati-hati dalam memilih capres.

Menurut Paloh, pesan itu adalah nasehat untuk Partai Golkar secara khusus.

Namun, ia menepis anggapan bahwa nasihat itu adalah sindiran untuk Nasdem karena sudah lebih dulu mencapreskan Anies Baswedan.

"Eggak (bukan sindiran). Kita enggak sembrono (memilih Anies). Bagaimana itu (disebut) sindiran," katanya.

Baca juga: Beredar Video Jokowi Tak Balas Pelukannya, Surya Paloh: Apanya yang Ada Masalah?

"Mungkin pikiran daripada Pak Jokowi kan sarannya kepada Golkar, kawan-kawan di golkar. Ya kalau memilih calon presiden ya pilihlah yang pas, tepat, untuk Golkar," ujar Surya Paloh lagi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi berpesan kepada partai politik agar tidak salah menentukan capres dan cawapres yang akan diusung pada pilpres 2024.

Jokowi mengibaratkan presiden dan wakil presiden sebagai pilot dan kopilot yang membawa seluruh rakyat Indonesia sebagai penumpangnya. Sehingga, Pilpres adalah kontes pemilihan pilot.

"Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan kopilot yang akan dipilih rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden," kata Jokowi dalam acara peringatan HUT ke-58 Partai Golkar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022) malam.

Baca juga: Disinggung soal Reshuffle, Surya Paloh: Itu Hak Pak Jokowi, Kita Hargai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com