Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dakwaan Ferdy Sambo: Bripka Ricky Rizal Mestinya Bisa Cegah Brigadir J Ditembak tapi Tak Dilakukan

Kompas.com - 17/10/2022, 10:30 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Kamil,
Adhyasta Dirgantara,
Aryo Putranto Saptohutomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bripka Ricky Rizal disebut sebagai orang terakhir yang bisa memperingatkan dan menyelamatkan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), tetapi malah membiarkannya ditembak oleh Bharada Richard Eliezer atas perintah Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Hal itu terungkap dalam surat dakwaan Ferdy Sambo yang dibacakan jaksa penuntut umum dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022).

Menurut dakwaan, Sambo marah besar setelah menerima laporan dari istrinya, Putri Candrawathi, soal dugaan pelecehan yang dilakukan Yosua. Peristiwa itu diduga terjadi di rumah pribadi Sambo di Magelang, Jawa Tengah, pada 7 Juli 2022.

Baca juga: Jelang Sidang Perdana Ferdy Sambo dkk, PN Jaksel Koordinasi dengan Kepolisian

Saat Putri beserta rombongan kembali ke Jakarta, Sambo memanggil Ricky ke ruang di lantai 3 rumah pribadi di Jalan Saguling 3 nomor 39 melalui handy talkie (HT).

"Setelah itu Ferdy Sambo bertanya kepada Ricky dengan perkataan, 'ada apa di Magelang?' Lalu Ricky menjawab 'tidak tahu pak'. Kemudian Ferdy Sambo berkata lagi, 'Ibu sudah dilecehkan oleh Yosua'," demikian isi surat dakwaan itu.

Setelah itu, menurut dakwaan, Sambo kemudian bertanya apakah Ricky berani untuk menembak Yosua.

Baca juga: Program KompasTV ROSI: Skenario Sambo... Raih Anugerah KPI 2022

"Dijawab oleh Ricky Rizal 'tidak berani pak, karena saya enggak kuat mentalnya pak'. Kemudian Ferdy Sambo mengatakan, 'tidak apa-apa, tapi kalau dia melawan, kamu back-up saya di Duren Tiga'," lanjut isi dakwaan itu.

Sambo kemudian meminta Ricky memanggil Eliezer untuk menemuinya. Akan tetapi, menurut dakwaan, Ricky yang sudah mengetahui rencana Sambo yang ingin menghabisi Yosua justru membiarkan dan tidak memberi tahu Eliezer.

Kemudian Sambo juga mengutarakan permintaan untuk menembak Yoshua dan Eliezer bersedia. Setelah itu Sambo memberikan peluru tambahan untuk Eliezer.

Setelah itu, Yosua, Putri, Eliezer, Ricky Rizal, dan asisten rumah tangga Kuat Ma'ruf ikut ke rumah dinas di Duren Tiga dengan alasan isolasi mandiri.

Baca juga: Mahfud Sebut Kapolri Sudah Tegas Tindak Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa

Sedangkan Sambo menyusul ke rumah dinas di Duren Tiga secara terpisah menggunakan mobil Lexus LX 570 dikawal oleh ajudan Adzan Romer dan dikemudikan oleh Prayogi Iktara Wikaton.

Saat tiba, Kuat dan Eliezer langsung masuk ke rumah. Sementara Ricky yang sudah tahu tentang rencana itu memilih berdiri di garasi rumah mengawasi keadaan.

"Ricky Rizal yang sudah mengetahui kehendak jahat itu atas inisiatifnya sendiri tidak ikut masuk ke dalam rumah dinas Duren Tiga No. 46, tetapi tetap berdiri di garasi rumah, untuk mengawasi keadaan korban Nofriansyah Yosua Hutabarat," kata jaksa saat membacakan dakwaan.

"Seharusnya di saat itulah kesempatan terakhir saksi Ricky Rizal sekurang-kurangnya dapat memberitahu korban Nofriansyah Yosua Hutabarat. Namun, Ricky Rizal tetap tidak memberitahu korban supaya pergi dan lari menjauh agar terhindar dari perampasan nyawa sebagaimana dikehendaki oleh Ferdy Sambo," lanjut isi dakwaan itu.

Baca juga: Jelang Sidang Pembunuhan Brigadir J, Rumah Bripka RR Sepi Tak Berpenghuni

Setelah itu Kuat berpura-pura meminta Ricky untuk memanggil Yosua. Yosua kemudian masuk ke dalam rumah yang di dalamnya sudah ada Eliezer, Kuat, dan Sambo.

Tidak lama kemudian, Sambo memerintahkan Eliezer yang sudah mengokang senjata apinya untuk menembak Yosua. Eliezer disebut melepaskan 3 atau 4 tembakan hingga Yosua jatuh tertelungkup.

Setelah itu, saat Yosua sekarat, Sambo melepaskan 1 tembakan mengarah ke belakang kepala sehingga menyebabkan Yosua meninggal.

Sambo kemudian melepaskan tembakan ke arah dinding tangga dan depan televisi dengan maksud membuat skenario baku tembak antara Eliezer dan Yosua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com