JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Programing Indosiar Harsiwi Achmad penuhi panggilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, pada hari ini, Kamis (13/10/2022).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Harsiwi tiba di kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary Nomor 4B, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 13.28 WIB.
Mengenakan pakaian hitam dengan masker hitam, Harsiwi diterima langsung oleh Staf Komnas HAM untuk diantar ke ruang pemeriksaan.
Agenda permintaan keterangan Komnas HAM berkaitan dengan tanggungjawab yang diemban oleh broadcaster resmi Liga 1 Indonesia.
Baca juga: Jumat, Mahfud Serahkan Kesimpulan Rekomendasi Pengusutan Tragedi Kanjuruhan kepada Jokowi
Komisioner Komnas HAM bidang Penyuluhan, Beka Ulung Hapsara mengatakan, selain mempertanyakan porsi tanggungjawab Indosiar atas tragedi yang menghilangkan banyak nyawa itu, Komnas HAM juga akan menanyakan terkait jadwal pertandingan.
"Broadcaster (diminta keterangan) lebih bagaimana kemudian kebijakan jam tayang dan sebagainya," ujar Beka, Kamis.
Beka juga mengatakan Komnas HAM sudah meminta dokumen terkait penyelenggaraan pertandingan Arema melawan Persebaya yang berakhir dengan kerusuhan tersebut.
Selain pihak dari Indosiar, Komnas HAM juga menjadwalkan permintaan keterangan kepada pihak PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Baca juga: LPSK Sebut 32 CCTV Stadion Kanjuruhan Berfungsi saat Tragedi Terjadi
Namun, dari PT LIB tidak memenuhi panggilan dengan alasan masih ada pemeriksaan lanjutan di Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Sedangkan PSSI disebut sudah melakukan konfirmasi hadir dalam permintaan keterangan pukul 13.00 WIB.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022, menelan banyak korban jiwa dan korban luka.
Hingga Selasa (11/10/2022), tercatat 132 orang meninggal dunia. Sementara ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat.
Banyaknya korban yang jatuh diduga karena kehabisan oksigen dan berdesakan setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Baca juga: Temuan Komnas HAM: Massa di Kanjuruhan Terkendali, tapi Memanas karena Tembakan Gas Air Mata
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.