Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2022, 11:37 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Irjen Nico Afinta dan menunjuk Irjen Teddy Minahasa Putra menjadi Kapolda Jawa Timur (Jatim).

Indonesia Police Watch (IPW) menilai, pencopotan Irjen Nico sebagai Kapolda Jawa Timur karena besarnya tekanan publik terkait tragedi Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022.

“Lebih karena besarnya tekanan publik terhadap kepolisian terkait kasus Kanjuruhan khususnya tekanan di Jawa Timur,” kata Sugeng saat dihubungi, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Irjen Teddy Minahasa, Kapolda Jatim Pengganti Nico Afinta, Berharta Rp 29,9 M

Sementara itu, IPW memberikan dua catatan kepada Irjen Teddy sebagai Kapolda Jawa Timur yang baru.

Pertama, IPW meminta Irjen Teddy harus meningkatkan profesionalisme anggota polisi di lapangan.

“Kapolda harus mampu meningkatkan profesionalisme anggota di lapangan dengan pembinaan dan penagwasan yang ketat,” ucap Sugeng.

Menurut Sugeng, profesionalisme berarti setiap anggota di lapangan harus memahami regulasi dan ahli sesuai bidangnya masing-masing.

Mereka juga harus bisa memadukan antara keahlian dan regulasi dalam menjalankan tugas di lapangan sehingga tidak terjadi pelanggaran prosedur.

Selain itu, kata dia, Irjen Teddy harus memberikan perhatian khusus terkait adanya dugaan mafia hukum dalam penangan perkara di wilayah Polda Jatim.

“Karena IPW mendapat beberapa laporan dari masyarakat adanya mafia hukum yang mengintervensi tugas-tugas penyidik dan oknum penyidik yang dipengaruhi,” ucap dia.

Baca juga: Kapolda Jatim Dicopot dari Jabatan, Sebelumnya Sempat Muncul Sejumlah Desakan soal Pencopotan

Adapun Irjen Nico dicopot tak lama setelah Tragedi Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022.

Tragedi tersebut mamakan korban jiwa sebanyak 132 orang serta ratusan orang lain luka-luka.

Tragedi terjadi setelah pertandingan sepakbola antara Arema FC dan Pesebaya Surabaya. Saat itu, para suporter sempat protes karena kekalahan Arema FC.

Polisi kemudian melakukan pengamanan dengan menggunakan gas air mata yang menyebabkan kepanikan. Orang-orang pun berdesakan mencari jalan keluar dan berdesak-desakan.

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Nugroho Setiawan juga sempat menyaksikan rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan detik-detik para penonton yang panik dan hendak menyelamatkan diri dari gas air mata sekarat saat berdesakan dan terhimpit.

“Situasinya adalah orang itu berebut keluar, sementara sebagian sudah jatuh, pingsan, terhimpit, terinjak karena efek dari gas air mata," kata Nugroho seperti dikutip dari akun YouTube Kemenko Polhukam, Minggu (9/10/2022).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com