JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD membantah anggapan bahwa Presiden Joko Widodo tidak memberikan penekanan kepada gas air mata sebagai penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu.
Menurut Mahfud, presiden memberikan perhatian kepada persoalan gas air mata. Hanya saja, warganet hanya melihat pernyataan presiden saat memberi keterangan di Stadion Kanjuruhan.
Adapun keterangan yang dimaksud yakni saat Jokowi menyatakan problem tragedi Kanjuruhan karena pintu yang terkunci dan tangga yang terlalu tajam.
Baca juga: Mensos Serahkan Santunan kepada Keluarga Korban Kanjuruhan di Tulungagung dan Blitar
"Menurut saya memang netizen atau di medsos itu banyak memotong perjalanan pemberian keterangan presiden. Kan pernyataan presiden bahwa itu masalah itu terletak di pintu tak dibuka dan tangga terlalu curam kan itu di Stadion Kanjuruhan itu," ujar Mahfud dalam wawancara khusus bersama Rosiana Silalahi yang dilansir dari YouTube Kompas TV, Sabtu (8/10/2022).
"Karena sebelumnya beliau memberikan keterangan juga di rumah sakit (RS). Ketika memberikan keterangan di RS kan bukan itu yang diungkap. Banyak hal, termasuk soal gas air mata itu sudah," lanjutnya.
Selain itu, menurut Mahfud, waktu yang tersedia saat Presiden Jokowi dimintai keterangan oleh media tidak banyak. Sehingga yang disampaikan presiden sesuai dengan lokasi yang dikunjungi.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dan Kemungkinan Adanya Tersangka Baru
Mahfud mengungkapkan, sebelumnya Presiden Jokowi juga sudah menyinggung soal gas air mata.
Salah satunya saat rapat di istana. Saat itu, kata Mahfud, yang menjadi perhatian Presiden Jokowi antar lain soal keamanan dan gas air mata.
"Soal kenapa kok bisa itu supaya diselidiki itu gas air matanya jenis apa, kata presiden. Kok bisa sampai begitu fatal-ya ke masyarakat," jelas Mahfud.
Dia mengungkapkan, Presiden Jokowi sendiri berpendapat kalau gas air mata bisa berakibat fatal jika digunakan di ruangan tertutup.
Sementara itu, untuk stadion sepak bola ruangan bagian atasnya terbuka.
"Coba nanti diselidiki secara mendalam gas airmata ini," kata Mahfud menirukan perkataan presiden.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Santoso mengkritisi sikap Presiden Jokowi yang lebih menyoroti audit stadion sepak bola ketimbang penggunaan gas air mata dalam peristiwa tewasnya 131 suporter Arema Malang.
Ia menilai Jokowi harusnya lebih fokus pada penggunaan gas air mata yang diduga menjadi pemicu kepanikan suporter sehingga mengakibatkan ratusan nyawa melayang.
“(Jokowi) kurang bijaksana. Jangan ada lagi gas air mata yang dibeli dari pajak yang rakyat bayarkan digunakan untuk membunuh rakyat,” kata Santoso pada wartawan, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Soal 40 Tembakan Gas Air Mata Saat Tragedi Kanjuruhan, Ini Penjelasan Polri
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.