JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan jumlah pintu darurat (emergency exit) yang terbuka dalam tragedi Kanjuruhan sangat sedikit.
Ia menyebut, hanya 2 pintu darurat yang terbuka pada saat suporter panik setelah tembakan gas air mata dari aparat keamanan.
"Pintu emergency dari 8, yang terbuka hanya 2, itu pun untuk jalur evakuasi pemain Persebaya," kata Dedi saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Jumat (7/10/2022).
Dedi mengungkapkan enam pintu lainnya tertutup. Bahkan, pintu itu disebut Dedi terkunci dan tidak dapat difungsikan.
Baca juga: Penampakan Pintu 12, Lokasi Paling Banyak Korban di Tragedi Kanjuruhan
Dia kembali menyinggung kelalaian dari panitia pelaksana (panpel).
"Panpel PT LIB (Liga Indonesia Baru) tidak melakukan audit kedaruratan," imbuh Dedi.
Lebih lanjut Dedi juga mengirim sebuah foto yang diklaimnya sebagai pintu yang banyak memakan korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan.
Terlihat pintu keluar itu digaris polisi atau police line berwarna kuning. Pintu keluar itu terlihat terletak di tengah-tengah tribun penonton berwarna merah dan biru. Ada tulisan 'Pintu 12' di bagian atasnya.
Di sekitarnya, tampak ada beberapa sampah yang masih berserakan. Terlihat pula ada dua petugas kepolisian dalam foto tersebut.
Baca juga: Ketua Panpel Sebut Sudah Minta Security Officer Buka Pintu Saat Pengarahan
"Inilah TKP yang banyak memakan korban karena kontigensi dan emergency plan enggak jalan," jelas Dedi.
Sebagai informasi, terjadi tragedi usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Kejadian itu membuat banyak korban meninggal dan luka-luka. Dugaan sementara, para korban terinjak-injak suporter lain, serta sesak nafas akibat semprotan gas air mata jajaran keamanan.
Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi terbesar kedua sepanjang sejarah olahraga di stadion, di mana sebanyak 131 orang tewas.
Berdasarkan data Kementerian PPPA, dari total yang meninggal, 33 di antaranya merupakan anak-anak berusia 4-17 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.