Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P di Antara Koalisi Gerindra dan PKB...

Kompas.com - 28/09/2022, 09:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panggung politik menuju Pemilu Presiden 2024 mulai riuh oleh koalisi partai-partai.

Salah satu yang telah sepakat membentuk kongsi yakni Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kerja sama antara keduanya dideklarasikan pada 13 Agustus 2022.

Saat itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bergandeng tangan, menyatakan kukuhnya pertalian antara keduanya.

Baca juga: Cak Imin: Minimal Saya jadi Wapres, PKB Kalah Gede Sama PDI-P

Mereka juga menandatangani piagam deklarasi koalisi yang pada pokoknya meresmikan kerja sama dua partai.

“Insya Allah kebersamaan ini membawa kemaslahatan bagi rakyat dan Bangsa Indonesia yang lebih baik lagi,” kata Muhaimin di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022).

Kendati tampak sangat mesra, belakangan, Muhaimin justru akrab dengan PDI Perjuangan. Bahkan, pimpinan PKB itu menyinggung kemungkinan kerja sama dengan partai banteng.

Hangat

Muhaimin bertemu dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pada Minggu (25/9/2022). Pertemuan keduanya tampak hangat.

Mereka berziarah ke makam ayah Puan, Taufiq Kiemas, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Setelahnya, Imin dan Puan makan pecel bersama.

Baca juga: Pesona PKB dan Cak Imin, Pilih Puan atau Prabowo?

Puan mengaku, dirinya dan Muhaimin memilih bertemu di warung pecel lantaran kedua partai merupakan partai "wong cilik" alias orang kecil.

"Jadi kalau biasanya pertemuannya itu di kantor, di rumah, ini kok malah di tempat pecel. Ya ini karena kami PKB dan PDI-P itu partainya wong sendal jepit, wong cilik. Di grassroot (akar rumput) itu kami selalu bersama. Memang begitu grassroot PDI-P dan grassroot PKB," kata Puan.

Puan juga menyinggung terbukanya peluang kerja sama partainya dengan PKB. Bukan hanya untuk kontestasi Pemilu 2024, tetapi juga setelahnya.

"Ya mungkin saja, enggak ada yang enggak mungkin dalam politik. Jadi bisa ketemu begini saja sudah satu sinyal kemungkinan ke depannya mungkin saja. Ya kan, Cak Imin?" kata anak bungsu Megawati Soekarnoputri itu.

Cak Imin, demikian sapaan akrab Muhaimin, mengamini pernyataan Puan. Dia berharap PKB bisa terus bersama PDI-P.

Bahkan, Imin bilang, kerja sama antara partainya dengan Gerindra baru kesepakatan tertulis. Dia juga mengatakan, dinamika politik sangat mungkin berubah.

"Ini bisa rintisan terus, perkembangan akan dinamis. Yang jelas kita berharap PDI-P bisa terus bareng PKB, seperti sekarang," kata Imin.

"Kalau dengan Gerindra baru tertulis ya, baru dimulai dengan Gerindra. Mungkin nanti akan terus," ujarnya.

Baca juga: Puan Bicara Sinyal Koalisi PDI-P dengan PKB

Dalam pertemuan itu, Imin juga mendoakan Puan bisa jadi presiden. Sementara, dia sendiri berharap bisa duduk di kursi RI-2.

Imin sadar bahwa suara partainya tak lebih besar dari PDI-P, sehingga dia tidak mau muluk-muluk berharap jadi RI-1.

"Moga-moga doanya terkabul dan saya minimal jadi wapres," katanya sambil tertawa.

Peringatan Prabowo

Gerindra pun buka suara terkait ini. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan PDI-P pada Pilpres 2024.

“Kita membuka diri terhadap semua partai, apalagi PDI-P. PKB sudah (koalisi), PDI-P ya enggak ada masalah,” ucap Dasco saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Baca juga: Puan Bertemu Cak Imin, Gerindra: Kita Terbuka sama PDI-P

Dasco mengeklaim, ada kesamaan di antara Gerindra, PKB, dan PDI-P. Menurutnya, ketiga partai sama-sama partai wong cilik.

Gerindra, kata Dasco, banyak diisi oleh kader dari kelompok petani, nelayan, dan buruh.

"Semua secara simbolik merefleksikan sebagai partai kerakyatan. Ya Gerindra juga ada kesamaan, kan kami juga partai kerakyatan," ujar Wakil Ketua DPR RI itu.

Kendati demikian, Dasco belum bisa memastikan apakah koalisi yang telah dibangun partainya bersama PKB bakal ditambah dengan masuknya PDI-P.

Sementara, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku menghargai pertemuan Muhaimin dengan Puan.

Terkait keinginan Muhaimin menjadi wakil presiden Puan, Prabowo mengatakan, Ketua Umum PKB itu punya hak untuk menentukan pasangannya sendiri pada Pilpres 2024.

Namun, Menteri Pertahanan tersebut mengingatkan Muhaimin bahwa Gerindra dan PKB sudah resmi membentuk koalisi.

"Ya itu hak beliau, tapi kan kita sudah ada kesepakatan," kata Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Adapun dalam momen deklarasi koalisi Gerindra-PKB pada Agustus lalu, Prabowo mengumumkan kesiapannya maju sebagai calon presiden 2024.

Sementara, nama cawapres belum ditentukan. Masih menjadi tanda tanya pula apakah kursi calon RI-2 itu diperuntukkan buat Muhaimin atau sosok lain.

Jajaran pimpinan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergandengan tangan pasca penandatanganan piagam deklarasi koalisi di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). KOMPAS.com/ Tatang Guritno Jajaran pimpinan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergandengan tangan pasca penandatanganan piagam deklarasi koalisi di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022).

Mungkin berubah

Merespons ini, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, menilai, peta Pemilu 2024 masih sangat cair.

Bongkar pasang koalisi partai politik maupun capres-cawapres masih sangat mungkin, tak terkecuali dengan partai-partai yang sudah mengumumkan koalisi seperti Gerindra dan PKB.

"Koalisi ini masih sangat cair, sehingga bisa tambal sulam, bongkar pasang karena ada banyak dinamika," kata Kunto kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Menurut Kunto, peluang PDI-P berkoalisi dengan Gerindra terbuka lebar, sama halnya dengan kemungkinan batalnya kerja sama antara Gerindra dan PKB.

Sebabnya, hingga kini belum ada nama calon wakil presiden yang pasti dari koalisi Gerindra dan PKB. Hanya Prabowo yang menyatakan akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden melalui partainya.

Kendati PDI-P dan Gerindra sama-sama partai besar, Kunto mengatakan, koalisi di antara keduanya bukan tidak mungkin. Hanya saja, PR-nya adalah partai mana yang mau mengalah menempatkan kadernya di kursi cawapres.

Baca juga: Prabowo soal Cak Imin yang Mau Jadi Cawapres Puan: Kita Sudah Ada Kesepakatan

Sebab, Gerindra sudah mendeklarasikan Prabowo sebagai calon presiden. Sementara, PDI-P yang merupakan partai penguasa disinyalir menjagokan Puan Maharani atau Ganjar Pranowo sebagai calon RI-1.

"Problemnya seberapa mau PDI-P berkompromi dan komprominya dengan apa juga selain cawapres, lalu apa kemudian yang PDI-P dapatkan," ujar Kunto.

Kendati masih samar, Kunto yakin PDI-P tak akan berjalan sendirian pada pemilu mendatang. Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu diyakini bergabung ke koalisi yang ada kini, atau membentuk koalisi baru.

Hanya saja, perihal partai-partai yang akan bergandengan dengan PDI-P, juga capres-cawapres yang akan diusung masih menjadi tanda tanya.

Kunto menduga, selama pendaftaran capres-cawapres belum dibuka, poros politik masih sangat mungkin berubah.

"Jadi menurut saya hitung-hitungannya masih panjang sampai dengan satu tahun ke depan," kata dosen Universitas Padjadjaran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com