Abdul juga mengatakan, pendataan keluarga pada 2021 di Kabupaten Pinrang melibatkan 755 sumber daya manusia (SDM) yang terdiri dari 12 manajer pengelola, 12 manajer data, 109 supervisor, 610 kader, hingga 12 operator.
Kemudian, pelaksanaan verval 2022 atau proses membandingkan data keluarga berisiko stunting dari PK21 dengan kondisi terkini di lapangan mendapati penurunan yang cukup signifikan.
“Setelah kami melakukan verifikasi, dari PK21 ke verval, ada selisih dari hasil verval itu, yakni sebesar 17.614. Saya kira ini cukup signifikan dari 43.781 di PK21. Setelah melakukan verval lapangan, tersisa 26.167, berarti ada penurunan sebesar 17.614,” katanya.
Abdul mengatakan, upaya strategis tersebut terjadi berkat optimalisasi SDM dan sumber dana.
Lebih dari itu, Pemkab Pinrang juga membuat inovasi program bernama Konvergensi Lintas Sektor dan Program Untuk Intervensi Stunting (Kolase Pro Insting) untuk mencegah stunting.
Baca juga: Percepat Penuruanan Stunting, Tanoto Foundation Kolaborasi Pemprov Jateng
“Kolase Pro Insting menggabungkan semua program-program yang terkait dengan upaya pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Pinrang. Artinya, semua elemen terlibat di dalamnya dengan berkolaborasi untuk melaksanakan kegiatan secara terpadu,” ungkapnya.
Bupati Tulang Bawang Winarti mengatakan, generasi penerus bangsa adalah tanggung jawab semua pemimpin daerah.
“Untuk itu saya sepakat bahwa inovasi penurunan stunting di seluruh di Indonesia, khususnya Kabupaten Tulang Bawang, menjadi target penting. Kalau generasi penerus sehat, masa depan juga lebih baik,” terangnya.
Winarti menyebutkan, prevalensi stunting di Tulang Bawang dalam tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca juga: Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, Tanoto Foundation Gelar Webinar Nasional
Berdasarkan riset Riskesdas pada 2018, prevalensi stunting Kabupaten Tulang Bawang sebesar 32,49 persen, kemudian turun menjadi 9,5 persen pada 2019 menurut hasil riset dari SSGI.
Winarti memaparkan, pihaknya memiliki lima strategi dalam penurunan stunting, yakni analisis situasi, manajemen data, menentukan lokasi khusus (lokus) penanganan stunting, sinergitas dan kolaborasi program, serta melakukan berbagai inovasi.
Khusus untuk manajemen data, Pemkab Tulang Bawang mengelola dan menganalisis data-data dari aplikasi elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dan PK21.
Hal tersebut untuk memperoleh informasi status gizi individu, baik balita maupun ibu hamil secara cepat, akurat, teratur, dan berkelanjutan.
“Saya sepakat dengan BKKBN, manajemen data adalah sebuah langkah teknis yang terpenting dalam merumuskan program-program apa saja untuk menurunkan stunting,” terangnya.
Baca juga: BKKBN-Tanoto Foundation Latih Tim Pendamping Guna Turunkan Stunting di NTT
Winarti menambahkan, Pemkab Tulang Bawang juga memiliki inovasi bernama Bergerak Melayani Warga (BMW) yang terdiri dari 25 program di bidang kesehatan, termasuk penurunan stunting.
Beliau mencontohkan, ada program BMW Sayang Ibu yang bertujuan mencegah angka kematian ibu melahirkan dengan menempatkan bidan di 151 kelurahan atau satu bidang satu kampung.
Tak cuma itu, Pemkab Tulang Bawang juga memberikan satu ambulans gratis untuk satu kampung dan satu sepeda motor untuk perangkat daerah yang menjadi bagian pergerakan penurunan stunting.
“Ada juga program Grebek Stunting. Ketika kami melakukan pengukuran, pendataan, dan sebagainya di puskesmas atau balai desa, sedangkan masyarakat tidak bisa hadir, maka petugas kesehatan akan door-to-door ke rumah warga yang punya balita atau yang sedang hamil,” terangnya.
Baca juga: Tanoto Foundation Libatkan Masyarakat untuk Cari Solusi Masalah Stunting di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.